Industri Finansial Harus Soroti Dampak Pemanasan Global

Bisnis.com,31 Des 2019, 02:08 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Peserta World Climate Change Conference 2015 (COP21) melihat peta dunia yang menunjukkan anomali iklim di Le Bourget, dekat Paris, Prancis/Reuters-Stephane Mahe

Bisnis.com, JAKARTA - Industri jasa keuangan terlalu lambat memangkas investasi bahan bakar fosil yang bakal berdampak pada peningkatan suhu global

Dikutip dari kantor berita Reuters, Senin (30/12), Gubernur Bank of England Mark Carney mengatakan kepada radio BBC bahwa pemanasan global dapat membuat aset banyak perusahaan keuangan tidak bernilai.

Carney baru saja ditunjuk menjadi utusan khusus PBB untuk perubahan iklim tahun depan setelah berencana untuk mundur dari jabatannya di bank sentral Inggris.

Dia  mengutip analisis dana pensiun, kebijakan perusahaan telah berdampak pada pemanasan global 3,7 -- 3,8 derajat celcius. Padahal targetnya 1,5- derajat seperti yang tertuang di Perjanjian Paris tentang perubahan iklim.

"Kekhawatirannya adalah apakah kita akan menghabiskan satu dekade lagi melakukan hal-hal yang layak tetapi tetap tidak cukup. Pada akhirnya kita akan menembus batas 1,5 derajat dengan sangat cepat. Sebagai akibatnya, iklim akan stabil di tingkat yang jauh lebih tinggi," katanya. 

Carney mengatakan sektor keuangan telah membuat banyak kemajuan dalam mengungkapkan risiko aset mereka dari perubahan iklim. Namun, progresnya masih terlalu lamban. 

Dia meminta para pemimpin politik segera melakukan perubahan.

“Masuk akal jika ada perdebatan sampai sejauh mana peran negara dan kapan pasar bisa berperan, ”kata Carney.

Dia mengatakan perlu ada campur tangan investasi publik dan perubahan yang didorong oleh pasar keuangan karena keduanya dapat mencerminkan nilai aset masa depan di dunia yang terkena dampak perubahan iklim.

Awal bulan ini, Bank of England menjajaki rencana pengujian potensi dampak finansial akibat perubahan iklim kepada bank-bank besar dan perusahaan asuransi Inggris pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini