Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan optimistis target pertumbuhan kredit 2019 sebesar 8 persen dapat tercapai.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan tantangan ekonomi selama 2019 cukup menantang. Namun, hal tersebut tidak sampai menekan pertumbuhan kredit di bawah target.
"Tantangan selama 2019 memang tidak terduga. Perang dagang benar-benar memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan kredit. Namun, pertumbuhan kredit selama 2019 akan sesuai target yakni 8 persen," paparnya usai acara silaturahmi OJK dan Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis ( 2/1/2020).
Sebagai informasi, target pertumbuhan kredit OJK telah direvisi sebanyak 2 kali, dengan revisi terakhir berada di rentang 8-10 persen.
Sementara itu, pertumbuhan kredit per November 2019 hanya 7,05 persen secara tahunan. Artinya, pertumbuhan kredit bersih pada bulan kesebelas hanya 4,33 persen dan masih sangat jauh dari revisi target terakhir.
Berdasarkan catatan Bisnis, BI menyebutkan penyaluran kredit perbankan tumbuh 7,0 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp5.549,4 triliun per November 2019. Pada periode yang sama pada 2018, kredit perbankan tercatat hanya naik 6,6 persen yoy menjadi Rp5.532,2 triliun.
Pertumbuhan ini terutama didukung oleh meningkatnya penyaluran kredit di debitur korporasi. Kredit kepada debitur korporasi naik dari 6,1 persen yoy pada Oktober 2019 menjadi 7,4 persen yoy pada November 2019.
Adapun kredit perseorangan mengalami perlambatan dari 8,4 persen yoy pada Oktober 2019 menjadi 7,8 persen yoy pada November 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel