Trump Perintahkan Bunuh Jenderal Iran, Harga Minyak Melonjak

Bisnis.com,03 Jan 2020, 13:05 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Bendera Iran berkibar di lapangan minyak Soroush di Teluk Persia, Iran, Senin (25/7/2005),/Reuters-Raheb Homavandi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melonjak lebih dari 3 persen pada perdagangan siang ini, Jumat (3/1/2020), menyusul serangan udara Amerika Serikat (AS) di Irak yang menewaskan seorang jenderal Iran.

Serangan udara ini serta merta mengintensifkan kekhawatiran atas terjadinya konflik di Irak, wilayah penghasil minyak utama di dunia.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2020 melonjak 3,02 persen atau 1,85 poin ke level US$63,03 per barel pada pukul 12.00 WIB.

Sejalan dengan WTI, harga minyak mentah acuan global Brent untuk pengiriman Maret 2020 melonjak 2,13 poin atau 3,22 persen ke level US$68,38 per barel.

Baik bursa minyak berjangka di London maupun New York bahkan sempat melonjak ke level yang belum lagi disentuh sejak serangan terhadap infrastruktur Arab Saudi pada September 2019 yang melumpuhkan sekitar 5 persen pasokan minyak global.

Jenderal Qasem Soleimani, komandan pasukan elit Quds Iran, dilaporkan tewas dalam serangan pasukan Amerika Serikat di Irak pada Jumat (3/1/2020).

Pentagon mengonfirmasi bahwa Soleimani dibunuh atas arahan Presiden Donald Trump. Pernyataan tersebut keluar setelah muncul laporan adanya serangan di Bandara Internasional Baghdad yang disebut telah menewaskan sejumlah orang.

"Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan tegas untuk melindungi personil AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani," demikian pernyataan Pentagon yang dikutip dari BBC.

"Serangan ini bertujuan untuk mencegah rencana serangan Iran di masa depan. Amerika Serikat akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami dan kepentingan kami di mana pun mereka berada di seluruh dunia," lanjut Pentagon.

Meski tidak ada instalasi ataupun produksi minyak yang terpengaruh oleh serangan ini, namun tewasnya salah satu jenderal ternama Iran itu merupakan sebuah provokasi yang berisiko meningkatkan konflik antara Washington dan Iran serta Timur Tengah pada umumnya.

Serangan itu terjadi di dekat bandara internasional Baghdad dan juga membunuh seorang pemimpin milisi Irak, menurut sumber terkait.

“Ini lebih dari sekadar pukulan terhadap Iran,” ujar Stephen Innes, kepala strategi pasar di AxiTrader Ltd. dalam sebuah catatan yang dikutip melalui Bloomberg.

“Ini adalah unjuk kekuatan yang agresif dan provokasi langsung yang bisa memicu perang baru di Timur Tengah,” tambahnya.

Peristiwa ini menambah ketegangan antara pemerintah AS dan Iran yang meningkat setelah milisi Irak yang didukung Iran menyerbu kedutaan Amerika di Baghdad untuk memprotes serangan udara AS awal pekan ini.

Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Februari 2020

Tanggal

Harga (US$/barel)

Perubahan

3/1/2020

(Pk. 12.00 WIB)

 

63,03

 

+1,85 poin

2/1/2020

61,18

+0,12 poin

Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Maret 2020

Tanggal

Harga (US$/barel)

Perubahan

3/1/2020

(Pk. 12.00 WIB)

 

68,38

 

+2,13 poin

2/1/2020

66,25

+0,25 poin

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini