Pengusaha masih Ragukan Biosolar B30, karena Biaya Perawatan Mesin Mobil Melonjak

Bisnis.com,04 Jan 2020, 19:45 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Bahan bakar biodiesel B30, salah satu energi baru terbarukan./Antara-Chairul Rohman

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Program bahan bakar campuran biodiesel 30% masih belum sesuai keinginan pasar meskipun diyakini bisa mengurangi impor, karena pengusaha masih mempermasalahkan pembengkakan biaya perawatan mobil jika menggunakan BBM itu.

Dewan Pembina Hisnawa Migas Balikpapan Afiudin Zaenal mengatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan uji penggunaan B30 terhadap beberapa kendaran sejauh 50.000 kilometer di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tapi, minus BBM ini mungkin bakal dirasa nantinya.

“Bagi negara tentu bisa menghemat devisa negara. Kemungkinan ditaksir menghemat Rp 63 triliun. Tapi, bagi pelaku usaha kan bagaimana, bisa jadi memberatkan. Karena sifat CPO ini pembekuannya sangat cepat. Perawatan bakal lebih cepat. Mau pindah BBM misal ke non subisdi, jauh sekali selisihnya,” tuturnya.

Adapun pergantian filter bahan bakar bagi kendaraan baru, perlu diganti pada rentang penggunaan 7.500 - 15.000 kilometer.

"Artinya, pergantian filter sedikit lebih awal setelah itu normal. Biasanya filter diganti per 20.000 km,” bebernya.

Penggantian filter solar yang lebih cepat. Perlu diketahui, filter solar ada dua, masing-masing berharga Rp 300 ribuan. Injektor juga bisa bermasalah, ini harganya mencapai Rp 16 juta jika diganti. Makanya, kami perlu jaminan garansi kalau injektor aman sampai beberapa tahun.

Bahan bakar tersebut masih mendapat keraguan terutama di kalangan pengusaha. Masalah atas sifat umum biodiesel yang menjadi gel belum dipecahkan.

"Sekarang saja yang B20 masih suka bermasalah yaitu pada sifat bahan bakar yang menjadi gel (menggumpal). Sehingga, pada wilayah yang dingin, pengendara harus memanaskan dahulu supaya kembali mencair," kata dia. pergantian filter solar yang lebih cepat. Perlu diketahui, filter solar ada dua, masing-masing berharga Rp 300 ribuan. Injektor juga bisa bermasalah, ini harganya mencapai Rp 16 juta jika diganti. Makanya, kami perlu jaminan garansi kalau injektor aman sampai beberapa tahun," lanjut Sani, sapaan akrabnya.

Ia mengatakan, saat ini tergantung pada produsen mobil. Kalau diluar negeri, malah sudah ke listrik. Kenapa Indonesia justru ke B30. Bagi otomotif, jelas masih sangat meragukan. Adanya kita mengalami kemunduran, bukan kemajuan. “Tahapan kita ini seharusnya sudah meliat Euro 4,” terangnya.

Manager Region Manager Communication & CSR Kalimantan Pertamina, Heppy Wulansari mengatakan, pihaknya tahun depan bakal memperkenalkan B30 di Bumi Etam. “Kami sedang mempersiapkan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini