2020, Bank Syariah Memilih Pembiayaan Sektor Ritel

Bisnis.com,06 Jan 2020, 14:20 WIB
Penulis: Lalu Rahadian
Karyawan melayani nasabah saat transaksi di Kantor Cabang Mandiri Syariah Thamrin, Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Pergantian tahun masehi tak membuat pelaku industri perbankan syariah menggeser fokus dalam menjalankan tugas fungi intermediasi.

Sejumlah bank syariah masih menjadikan segmen ritel dan konsumer sebagai fokus penyaluran pembiayaan pada 2020. Hal ini membuat porsi segmen ritel dan konsumer akan mendominasi portofolio pembiayaan perbankan syariah.

Mengacu pada Masterplan Ekonomi Syariah Indoneisa 2019-2024 yang diluncurkan pada 2019, pemerintah sebenarnya memiliki target untuk memperkuat pembiayaan perbankan syariah dengan memperluas cakupan segmen penyaluran pembiayaan.

Perluasan ini ditargetkan membuat pembiayaan bank syariah menembus segmen produktif, seperti sektor korporasi dan jangka panjang atau infrastruktur.

Akan tetapi, implementasi rencana ini dijadwalkan pada 2021. Perluasan segmen baru akan serius dilakukan hingga bank investasi syariah telah dibentuk.

“Pembentukan investment bank syariah hadir sebagai solusi atas permasalahan perbankan syariah yang masih berfokus pada segmen ritel, sehingga pengembangan dalam segmen korporasi menjadi tidak signifikan,” mengutip Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024.

Oleh karena rencana penguatan dan perluasan pembiayaan belum terjadi pada 2020, maka sejumlah bank syariah masih fokus menyalurkan pembiayaan ke segmen ritel setidaknya dalam setahun ke depan.

Salah satu bank syariah yang mempertahankan segmen ritel sebagai fokus pembiayaan adalah PT Bank Mandiri Syariah (BSM).

Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan BSM Putu Rahwidhiyasa mengatakan, pembiayaan segmen ini ditarget tumbuh 10%-12% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2020. Target ini sama dengan estimasi kenaikan pembiayaan BSM secara total.

“Fokus pembiayaan Mandiri Syariah masih pada segmen retail dan tentunya dengan tetap menjaga kualitas pembiayaan,” ujar Putu kepada Bisnis, Jumat (3/1/2020).

Berdasarkan laporan kinerja perseroan, hingga September 2019 pembiayaan BSM tumbuh 13,14% secara tahunan menjadi Rp73,82 triliun.

Pertumbuhan ini ditopang kenaikan pembiayaan segmen konsumer yang meliputi program Kendaraan Berkah, Pensiun Berkah, Mitraguna Berkah, dan Griya Berkah. Pertumbuhan pembiayaan segmen konsumer mencapai 27,58% yoy menjadi Rp28,74 triliun per kuartal III/2019.

Putu menyebutkan, hingga 2019 pembiayaan ritel BSM mencapai sekitar 60% dari total portofolio pembiayaan. Ke depan BSM akan mempertahankan rasio tersebut.

“Ke depan kami masih akan maintain di angka tersebut. Sejalan dengan  peningkatan layanan Mandiri Syariah Mobile untuk berbagai transaksi nasabah termasuk pembukaan rekening online, kami optimistis pertumbuhan akan signifikan,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan PT Bank Syariah Bukopin. Dirut Bank Syariah Bukopin Jeffry Zhufran Carolus menyebut, pembiayaan ritel dan konsumer masih menjadi andalan perseroan dalam menjalankan fungsi utama perbankan di 2020.

Menurut Jeffry, hingga akhir 2019 portofolio pembiayaan Bank Syariah Bukopin mencapai Rp4,7 triliun. Dari nilai tersebut, porsi ritel dan konsumer perseroan sebesar 80,85% dari portofolio pembiayaan total.

“Bisnis konsumer baru mencapai Rp800 miliar, retailnya kurang lebih Rp3 triliun, sisanya komersial. Segmen komersial hanya sebagai buffer saja untuk pencapaian pembiayaan yang memiliki  network bisnis yang berpengaruh terhadap pengembangan ritel,” ujar Jeffry kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini