Bisnis.com, SEMARANG - Mengikuti tren penerimaan nasional, penerimaan pajak di Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) 1 Jawa Tengah juga tak mencapai target.
Data Kanwil DJP Jateng 1 per 8 Januari 2020 menunjukkan realisasi penerimaan pajak tahun 2019 mencapai Rp27,6 triliun atau 86,8 persen dari target sebesar Rp31,8 triliun. Dengan postur penerimaan tersebut selisih antara realisasi dengan target (shortfall) mencapai Rp4,2 triliun.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan Kanwil DJP Jateng 1 Mulyanto Budi Santoso mengungkapkan bahwa shortfall penerimaan pajak ini merupakan imbas dari kondisi perekonomian yang mengalami tekanan.
"Kondisi ekonomi secara nasional yang mengalami tekanan cukup berpengaruh ke perekonomian daerah," kata Mulyanto saat ditemui di Semarang, Rabu (8/1/2020).
Mulyanto menambahkan lesunya aktivitas ekonomi telah secara langsung berimbas ke penerimaan pajak. Pelemahan aktivitas perdagangan, misalnya, telah menyebabkan setoran pajak dari sektor tersebut mengalami penurunan.
Indikasi penurunan aktivitas perdagangan bisa dilihat dari penurunan impor non migas Jateng per November 2019 yang menurut Badan Pusat Statistik Jawa Tengah turun sebesar 21,66 persen year on year. Begitupula dengan aktivitas ekspor yang juga mengalami penuruman secara month to month yakni 1,81 persen.
Adapun kontribusi penerimaan pajak terbesar di Kanwil DJP Jateng 1 berasal dari pajak pertambahan nilai (PPN) senilai Rp13,9 triliun. Sementara pajak penghasilan atau PPh tercatat senilai Rp13,2 triliun.
"Tapi saat ini ada investasi di beberapa kawasan di Jawa Tengah, sehingga diharapkan untuk tahun-tahun ke depan penerimaan pajak lebih baik," jelasnya.
Mulyanto juga menjelaskan otoritas pajak akan melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan penerimaan pajak. Pengawasan wajib pajak akan terus dilakukan, sehingga tren penerimaan pajak di Kanwil DJP Jateng 1 bisa lebih optimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel