Pompeo: Pembunuhan Soleimani untuk Lemahkan Musuh AS

Bisnis.com,14 Jan 2020, 08:07 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Mike Pompeo/reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pembunuhan atas Qassem Soleimani merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk melemahkan musuh AS yang juga berlaku untuk China dan Rusia.

Pernyaan itu kian melemahkan pernyataan pemerintah AS bahwa jenderal top Iran itu diserang karena dia merencanakan serangan yang akan terjadi dalam waktu dekat atas sejumlah kepentingan AS.

Dalam pidatonya di Hoover Institute di Universitas Stanford, Pompeo tidak menyebutkan ancaman serangan yang akan terjadi yang direncanakan oleh Soleimani.

Pernyataan itu merupakan pengulanga atas pernyataan sebelumnya bahwa mendahului rencana serangan menjadi alasan serangan drone AS pada 3 Januari lalu terhadap pejabat Iran kedua terkuat itu.

Pidatonya yang berjudul The Restoration Of Deterrence: The Iranian Example, berfokus pada apa yang dia sebut strategi pemerintah untuk melakukan "pencegahan nyata" atas Iran.

Pernyataan itu membantah sikap Partai Republik dan Partai Demokrat sebelumnya yang cenderung menyebut hal itu sebagai fitnah atas Teheran.

Para anggpta Demokrat dan sejumlah kalangan anggota parlemen Republik telah menantang pemerintah menyebutkan alasan bela diri yang disebut didukung oleh intelijen atas serangan itu. Sedangkan, Presiden AS Donald Trump mengatakan target potensial termasuk empat kedutaan besar AS.

Pada Minggu (12/1/2020), Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan dia tidak melihat ada intelijen yang memperingatkan tentang serangan yang akan segera terjadi terhadap kedutaan. Sedangkan, Trump menambahkan bahwa benar-benar tidak masalah apakah Soleimani merupakan ancaman nyata dalam waktu dekat .

Pompeo mengatakan ada "strategi yang lebih besar" di balik pembunuhan Soleimani, komandan Pasukan Quds, spionase asing elit Iran dan pasukan paramiliter.

 "Presiden Trump dan kami di tim keamanan nasionalnya sedang membangun kembali pencegahan nyata terhadap aksi Republik Islam Iran," katanya seperti dikutip Reuters, Selasa (14/1/2020).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini