Fakta Letusan Gunung Taal, Gunung Berapi Paling Mematikan di Filipina

Bisnis.com,14 Jan 2020, 14:52 WIB
Penulis: JIBI
Sebuah kolam renang dipenuhi abu vulkanik dan cabang-cabang yang tumbang di sebuah taman tertutup di Tagaytay City, Filipina, 14 Januari 2020./Reuters

Letusan Gunung Taal pada 1754 begitu kuat, sehingga mengubah geografi daerah itu. Danau Taal adalah jalan masuk menuju ke laut, tetapi letusan memblokir saluran, mengubah saluran masuk menjadi danau dan mengakibatkan air laut akhirnya menjadi air tawar.

Letusan lain pada tahun 1911 didahului oleh dua hari gempa bumi. Menurut penulis sains Maria Elena Paterno, ledakan raksasa, disusul beberapa letusan lain sehari kemudian, dapat terdengar 200 km jauhnya.

Letusan itu menewaskan 1.335 orang dalam beberapa menit.

"Di Taal, bola api merah melonjak tinggi di atas kawah," tulisnya.

"Pilar besar asap dan abu naik ke langit, pecah oleh kilatan petir yang muncul tiba-tiba."

Serangkaian letusan serupa sekarang dapat menggusur ribuan, menghancurkan desa, mengirim debu ke udara, membahayakan pesawat terbang dan menyebabkan tsunami di danau yang dapat menggenangi desa-desa sekitar.

Letusan terakhir di Taal adalah peristiwa kecil yang digerakkan uap pada tahun 1977, kata Ed Venzke, manajer basis data di Program Vulkanisme Global Smithsonian Institution, dikutip dari National Geographic.

"Meskipun mungkin tidak ada letusan selama empat puluh tahun, gunung berapi itu jelas telah bergejolak untuk waktu yang sangat lama," kata Amy Donovan, seorang ahli risiko gunung berapi di University of Cambridge.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini