Sulut Dorong Industri Minyak Goreng Kelapa Skala Kelompok Tani

Bisnis.com,14 Jan 2020, 16:59 WIB
Penulis: Newswire
Petani menata kelapanya untuk dijadikan kopra di Desa Poi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (8/1/2020). Petani kelapa di wilayah itu mengeluhkan harga kopra di tingkat pedagang pengumpul yang terus menurun hingga titik terendah senilai rata-rata Rp5.500 per kilogram, padahal sebelumnya dihargai antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram./Antara-Basri Marzuki

Bisnis.com, MANADO - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) terus meningkatkan kualitas industri minyak goreng kelapa sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

"Pemprov Sulut dalam mengembangkan industri minyak goreng kelapa skala kelompok tani melalui pemberian bantuan mesin produksi minyak kelapa untuk kelompok tani yang akan mengelola industri minyak goreng kelapa," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Edwin Kindangen di Manado, Selasa (14/1/2020).

Edwin mengatakan ini merupakan salah satu langkah diversifikasi dari turunan kelapa untuk lebih meningkatkan harga jual dan juga harga kopra yang sempat anjlok cukup dalam.

Gubernur Olly Dondokambey sangat peduli terhadap petani kelapa dengan memberikan bantuan sebanyak 12 unit mesin produksi minyak kelapa untuk kelompok tani yang akan mengelola industri minyak goreng kelapa pada 2018.

Pada 2019, Pemprov Sulut akan memberikan bantuan dengan jumlah lebih besar, yaitu sebanyak 23 unit mesin beserta tempat pengolahan senilai Rp7 miliar.

"Mesin produksi ini bakal menghasilkan minyak goreng berkualitas baik dan tidak bau tengik sehingga bisa diserap pasar," katanya.

Pemerintah dapat membuat regulasi dalam rangka meningkatkan penghasilan petani kelapa di Sulut, akan tetapi produk minyak kelapa yang dihasilkan harus bebas bau.

"Mutu minyak kelapa harus ditingkatkan kemudian pemerintah membuat regulasi," katanya.

Dia mengatakan, mesin produksi minyak kelapa ini dibagikan khusus untuk kelompok tani karena minyak kelapa tidak bisa diproduksi secara massal.

Tak dapat dipungkiri, katanya, naiknya harga kopra menguntungkan sektor perekonomian Sulut khususnya petani kelapa. Untuk itu, Kindangen berharap, keadaan ini dapat bertahan bahkan bisa terus naik.

Lebih lanjut, kindangen berharap kelompok petani kelapa di kabupaten dan kota di Sulut dapat terus berinovasi mengolah berbagai produk turunan kelapa lainnya diluar kopra.

“Produk turunan kelapa jika diolah dengan baik bernilai ekonomi tinggi. Ini upaya juga meningkatkan perekonomian daerah,” kuncinya.

Harga jual kopra di Sulawesi Utara mulai membaik yang kini menyentuh Rp8000 per kilogram.

Edwin menuturkan, ketika harga korpra terjun bebas, Pemprov Sulut tak tinggal diam namun terus mencari solusi untuk mengatasinya. Salah satunya dengan mengumpulkan pihak pembeli agar dapat membeli kopra petani dengan harga yang layak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini