AS-China Makin Mesra, Yen Jepang Melemah Tembus Level 110

Bisnis.com,14 Jan 2020, 11:04 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Euro, dolarHong Kong, dolar AS, yen Jepang, Pound sterling, dan yuan China./Reuters-Jason Lee

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar yen Jepang melemah hingga menembus level 110 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Selasa (14/1/2020), di tengah lunturnya daya tarik aset safe haven menjelang penandatanganan kesepakatan dagang AS-China.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar yen Jepang melemah 0,09 persen atau 0,10 poin ke level 110,05 per dolar AS pada pukul 09.29 WIB. Untuk pertama kalinya dalam hampir delapan bulan, yen melemah melampaui level 110.

Yen bahkan sempat menyentuh melemah 0,2 persen ke level 110,21 per dolar AS setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump mencabut label untuk China sebagai manipulator mata uang.

Perubahan sikap AS ini diuraikan dalam laporan pertukaran valuta asing oleh Departemen Keuangan AS ke Kongres, yang dirilis dua hari sebelum AS dan China akan menandatangani perjanjian perdagangan fase pertama di Washington pada Rabu, 15 Januari.

"Dolar AS terhadap yen menguat menjadi level 110 di tengah meningkatnya sentimen untuk aset berisiko dan momentum teknis,” jelas Kumiko Ishikawa, analis mata uang di Sony Financial Holdings Inc., Tokyo.

“Apakah penguatan dolar akan berlanjut tergantung pada katalis-katalis baru termasuk data AS dan tingkat kenaikan yield AS,” tambahnya, dilansir dari Bloomberg.

Sebagai aset investasi aman (safe haven) yang kerap diburu investor di tengah kekhawatiran dan ketidakpastian geopolitik, daya tarik yen kontan berangsur-angsur tergerus seiring dengan memulihnya kondisi global yang turut didorong perkembangan positif hubungan dagang AS-China.

Nilai tukar yen telah melemah sekitar 1,4 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini saja, sekaligus menghapus semua kenaikan yang dibukukannya pada 2019.

Selain hubungan AS-China yang makin harmonis, pamor yen juga tertekan meredanya ketegangan antara AS dan Iran.

“Pada level yen saat ini, investor Jepang akan enggan untuk secara aktif membeli obligasi asing tanpa lindung nilai mata uang, sehingga laju pembelian tersebut dapat melambat,” ujar Eiichiro Miura, general manager fixed income department di Nissay Asset Management Corp., Tokyo.

“Ada lebih banyak ruang lingkup untuk penguatan dolar AS terhadap yen karena sentimen pasar cenderung tetap positif untuk sementara waktu,” lanjut Miura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini