Danareksa Sekuritas Lanjutkan Rights Issue 2 Anak BUMN

Bisnis.com,15 Jan 2020, 11:34 WIB
Penulis: Hafiyyan
Presiden Direktur PT Danareksa Sekuritas Jenpino Ngabdi memantau pergerakan indeks harga saham di kantor Danareksa Sekuritas, Jakarta, Jumat (9/3/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—Sebagai penjamin emisi efek, PT Danareksa Sekuritas akan melanjutkan mandat penambahan modal dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dari dua emiten entitas BUMN pada 2020.

Direktur Investment Banking Danareksa Sekuritas Boumediene M Sihombing mengatakan pada tahun ini perusahaan akan menjadi penjamin emisi efek dari aksi rights issue PT Phapros Tbk. (PEHA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO).

“Aksi rights issue keduanya pada 2019 sempat tertunda karena kondisi pasar. Kami akan melanjutkan [realisasi rights issue] pada 2020 ini,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (14/1/2020).

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Phapros menargetkan perolehan dana hingga Rp1,1 triliun dari rights issue dengan melepas 862,75 juta saham baru. Adapun, BRI Agroniaga membidik dana rights issue sebesar Rp700 miliar dari penerbitan 3 miliar saham baru.

Boumediene menyebutkan secara umum bisnis sekuritas diperkirakan semakin bertumbuh pada 2020, seiring dengan proyeksi pasar yang lebih positif. Secara fundamental pertumbuhan ekonomi domestik masih kuat.

Sejumlah perusahaan pun terdorong merencanakan ekspansi dengan melakukan aksi korporasi. Danareksa melihat volume penerbitan obligasi berdenominasi rupiah dapat bertumbuh 10%-15%.

“Kami melihat peluang aksi korporasi [tahun ini] besar, khususnya surat utang. Karena perusahaan ingin refinancing [surat utang] yang sudah jatuh tempo,” imbuhnya.

Di sisi lain, transaksi saham juga akan ramai seiring dengan upaya Bursa Efek Indonesia (BEI) menggandeng 57 emiten baru pada 2020. Menurut Boumediene, angka tersebut realistis untuk tercapai.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, transaksi broker pada 2019 mencapai Rp4.286,73 triliun, tumbuh 6,67% year on year (yoy) dari 2018 senilai Rp4.018,61 triliun. Namun, pertumbuhan 2019 lebih rendah dari 2018 yang meningkat 11,5% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini