Detik-Detik Jelang Penandatanganan Kesepakatan Fase Pertama AS-China, Bursa Asia Bergerak Melemah

Bisnis.com,15 Jan 2020, 15:39 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Seorang wanita menunjuk ke papan elektronik yang menunjukkan harga saham ketika dia berpose di depan dewan setelah upacara pembukaan Tahun Baru di Tokyo Stock Exchange (TSE), Tokyo, Jepang, 4 Januari 2019./REUTERS-Kim Kyung-Hoon

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia tergelincir pada perdagangan Rabu (15/1/2020) karena investor menunggu penandatanganan kesepakatan perdagangan AS-China, dengan sentimen terbebani oleh komentar dari Menteri Keuangan AS bahwa tarif akan tetap berlaku untuk saat ini.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun 0,48 persen, melemah dari level tertinggi 19 bulan yang dicapai pada Selasa. Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 0,54 persen dan 0,45 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 melemah 0,54 persen dan 0,55 persen, sedangkan indeks Hang Seng turun 0,39 persen. Indeks Kospi melemah 0,35 persen.

Dilansir dari Reuters, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada Selasa malam bahwa AS akan tetap menerapkan tarif atas barang-barang impor asal China sampai penyelesaian tahap kedua dari perjanjian perdagangan AS-China, yang memicu beberapa aksi ambil untung aset berisiko.

Berita tersebut muncul beberapa jam sebelum penandatanganan perjanjian perdagangan fase pertama yang akan meredakan perang dagang yang telah berlangsung hingga 18 bulan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

"Kita seharusnya tidak mengharapkan keringanan tarif lebih lanjut sampai setelah pemilihan presiden November,” kata Tapas Strickland, direktur ekonomi di National Australia Bank, seperti dikutip Reuters.

Komentar Mnuchin bukan menjadi kejutan total bagi pasar dan sentimen fundamental masih akan tetap utuh, tambahnya.

Pasar juga menimbang dampak dari rencana penerbitan aturan oleh pemerintah AS yang akan memperluas kekuatannya untuk melarang pengiriman barang-barang buatan asing ke Huawei.

"Saya pikir pemerintahan Trump akan terus memberikan tekanan pada China dengan cara ini atau yang lain, bahkan setelah menandatangani kesepakatan fase pertama," kata Yuichi Kodama, kepala ekonom di Meiji Yasuda Life Insurance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini