Kanada Tuntut Iran Bayar Kompensasi bagi Korban Tertembaknya Pesawat Ukraina

Bisnis.com,16 Jan 2020, 10:39 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Puing-puing pesawat milik Ukraine International Airlines, yang jatuh setelah lepas landas dari bandara Iran Imam Khomeini, terlihat di pinggiran Teheran, Iran 8 Januari 2020./Nazanin Tabatabaee - WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Kanada menuntut Iran memberikan kompensasi atas tragedi salah tembak pesawat Boeing 737 milik Ukraina

Untuk itu, Kanada menyatakan akan menjadwalkan pertemuan dengan Ukraina, Swedia, Afghanistan, dan Inggris yang warganya turut menjadi korban tewas.

Menteri Transportasi Kanada Marc Garneau juga menjadwalkan pertemuan dengan menteri luar negeri dari negara-negara yang terdampak insiden tersebut.

"Kanada tidak akan menerima situasi yang membuat kami tidak mendapat akses terhadap informasi yang kami cari. Kanada akan berusaha sampai ke titik terbawah permasalahan ini," ungkap Garneau di sela konferensi media seperti dikutip CNN.com, Kamis (16/10/2020).

Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan pihaknya akan menuntut kompensasi kepada Iran untuk keluarga korban dari Kanada. Menurutnya, hal itu sebagai prioritas utama atas insiden tersebut.

"Prioritas utama kami saat ini adalah memberi dukungan bagi keluarga dan kerabat untuk 57 korban tewas asal Kanada. Kita dapat memastikan bahwa mereka menerima kompensasi untuk membantu melewati masa-masa sulit ini," kata Garneau.

Menurutnya, Iran sejauh ini telah mengindikasikan adanya kerja sama untuk melibatkan Kanada dalam proses investigasi. Dewan Keselamatan Transportasi Kanada terbang ke Teheran untuk turun tangan dalam proses penyelidikan puing-puing pesawat Ukraine International Airlines.

Iran sebelumnya mengakui jika pihaknya tak sengaja menembakkan rudal ke arah pesawat Ukraina pada Rabu (8/1) pekan lalu yang menewaskan seluruh penumpang dan awak kabin.

Laporan yang dirilis New York Times menunjukkan rekaman kamera keamanan ada dua rudal yang ditembakkan secara terpisah dengan jeda 30 detik. Rekaman tersebut mengungkap dugaan terkait transponder pesawat yang sempat diduga tidak berfungsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini