Calon Investor Muamalat, OJK: Sudah Selesai, Tinggal Eksekusi

Bisnis.com,16 Jan 2020, 18:58 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Petugas melayani nasabah di kantor cabang Bank Muamalat, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/11/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan penyehatan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. sudah hampir rampung. Restu dari otoritas terhadap calon investor bank syariah pertama tersebut sudah di depan mata.

“Sudah selesai. Tinggal eksekusi,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjawab singkat soal penyehatan Muamalat usai konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2020 di Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Seperti diketahui Bank Muamalat telah tiga kali gagal mencari dana segar lewat penerbitan saham baru atau rights issue. Pada November 2019, bank kembali mengumumkan rencana Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV dengan target dana Rp2 triliun.

Bank Muamalat terganjal oleh restu otoritas. OJK tidak memberikan lampu hijau kepada investor karena dianggap tidak memiliki kemampuan jangka panjang untuk mendukung penyehatan bank.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan banyak pihak tertarik masuk sebagai investor Muamalat. Otoritas memilah dengan seksama investor yang dapat menjamin pertumbuhan bank secara berkelanjutan.

“Jangan baik sekarang nanti dua tiga tahun begitu lagi, cari modal. Sekarang masih kami bandingkan,” katanya.

Heru enggan menyebutkan pihak-pihak yang terlibat atau menjadi calon kuat investor Muamalat. Menurutnya, hal itu berpotensi menghambat proses. “Ada yang mau masuk tapi tidak mau dibeberkan dulu sampai OJK sudah oke,” tambahnya.

Dalam rencana terakhir yang telah kadaluarsa, bank hendak menerbitkan saham baru senilai Rp2,2 triliun. Perusahaan bentukan Ilham Habibie dan SSG Capital Management Limited hendak menyerap 77,1% saham baru. Konsorsium gagal mendapatkan restu otoritas, meskipun telah menyetor Rp2 triliun ke rekening penampung.

Selain anak pendiri Muamalat, Ilham Habibie, sejumlah nama sempat mengisi daftar calon investor Muamalat, seperti PT Minna Padi Investama Securitas Tbk. dan pendiri Mayapada Group Dato Sri Tahir.

Bahkan pada penghujung tahun lalu perusahaan pelat merah disebut-sebut akan ikut dalam skenario penyelamatan Muamalat. Namun Menteri BUMN Erick Tohir sempat membantah kabar tersebut.

Adapun permodalan Muamalat terkendala dengan tumpukan aset berkualitas buruk. Pada 2015 bank menutup buku dengan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) 7,11%. Pada tahun selanjutnya turun menjadi 3,83%. Namun per kuartal III/2019 kembali naik menjadi 5,64%.

Permodalan membuat Bank Muamalat kesulitan melakukan ekspansi bisnis. Pada 2018, portofolio pembiayaan bank tergerus 18,7% yoy menjadi Rp33,56 triliun. Pada tahun lalu, per kuartal III/2019, pembiayaan tumbuh 2,4% yoy menjadi Rp35,98 triliun.

Hal itu memengaruhi kemampuan rentabilitas perusahaan. Per September 2019, laba bersih bank merosot berkali-kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau dari Rp111,8 miliar menjadi Rp7,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini