Lagi, Kasus Coronavirus dari China Terdeteksi di Thailand

Bisnis.com,17 Jan 2020, 17:25 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Penampakan Coronavirus di bawah lensa mikroskop./DPA

Bisnis.com, JAKARTA – Kasus infeksi Coronavirus yang menyebabkan wabah pneumonia di Wuhan, China, kembali ditemukan di Thailand.

Ini kasus kedua setelah seorang perempuan China dikarantina karena Coronavirus sejak tiba di Thailand pada Senin (13/1/2020).

"Kami sangat yakin bahwa kami dapat mengendalikan penyebaran penyakit semacam ini," kata Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul pada Jumat (17/1/2020).

Dia menambahkan bahwa saat ini situasinya terkendali dan tidak ada wabah di Thailand. "Kami sepenuhnya waspada," tambahnya.

Charnvirakul mengatakan kedua pasien asal China itu sekarang dalam kondisi aman, tetapi perlu menjalani beberapa prosedur lagi sebelum pihak berwenang Thailand dapat membiarkan mereka pulang.

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan infeksi mulai dari flu biasa hingga Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Secara keseluruhan, 41 kasus pneumonia telah dilaporkan di Wuhan. Tes laboratorium awal menunjukkan kasus tersebut kemungkinan dari jenis baru virus Corona dan dua pasien dilaporkan meninggal.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa Coronavirus berpotensi menyebar dan telah memberikan panduan bagi rumah sakit di seluruh dunia tentang pencegahan dan pengendalian infeksi virus tersebut.

Menjelang liburan Tahun Baru Imlek, otoritas Thailand pun meningkatkan pemantauan di empat bandara yang melayani penerbangan harian dari Wuhan—Suvarnabhumi, Don Muang, Chiang Mai, dan Phuket—dan yang lainnya yang menerima penerbangan carter dari kota-kota di China.

Sejak 3 Januari, Thailand telah melakukan screening terhadap 13.624 penumpang pesawat yang datang melalui di bandara-bandara tersebut.

Otoritas kesehatan Thailand juga meminta Thai AirAsia dan China Southern Airlines, yang menjalankan penerbangan harian langsung dari Wuhan, untuk menangguhkan penerbangan calon penumpang yang menderita demam tinggi dan gejala pernapasan, dan menjadwal ulang penerbangan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini