Erick Thohir : Divestasi Saham Vale (INCO) Rampung Paling Lambat Medio 2020

Bisnis.com,17 Jan 2020, 17:52 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan proses divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) bisa rampung pada pertengahan tahun ini.

Dia menilai proses divestasi saham emiten dengan kode saham INCO tersebut merupakan bagian yang penting dari rencana pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Apalagi, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan bahwa transportasi massal di Ibu Kota baru nantinya akan menggunakan kendaraan listrik.

Baterai kendaraan listrik pun menjadi sesuatu yang sangat penting, apalagi Indonesia merupakan salah satu nikel terbesar di dunia. Nikel merupakan bahan baku dari baterai kendaraan listrik.

"Oleh karena itu, akusisi Vale menjadi bagian penting dari rencana strategis. Prosesnya masih berjalan, kita tunggu saja, mungkin maksimal di pertengahan tahun ini sudah ada info yang terbaik," ujarnya seusai mengisi acara Indonesia Millenial Summit (IMS) 2020 di Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Pada awalnya, proses akuisisi saham Vale diperkirakan rampung pada akhir tahun lalu. Namun, Erick tidak bersedia menyebutkan alasan mengapa proses tersebut berjalan lebih lama dari target.

"Saya enggak tahu karena itu di bawah Inalum, coba tanya ke sana," katanya.

Adapun, induk perusahaan tambang BUMN PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) menyiapkan dana sebesar US$500 juta untuk menyerap 20% saham Vale.

Direktur Inalum Ogi Prastomiyono sebelumnya mengatakan perseroan menyiapkan dana senilai US$500 juta atau setara dengan Rp7,048 triliun. Menurutnya, akusisi saham INCO sebesar 20% akan menggunakan dana internal.

"Rencana penyerapan divestasi saham INCO sudah kami anggarkan untuk tahun depan. Head of Aggreement pun sudah selesai 11 Oktober lalu. Saat ini ada tiga dokumen yang sedang diproses untuk proses akusisi," katanya di Kementerian BUMN pada Jumat (22/11/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini