Ayers Asset Management Racik Produk RDPT dan Dinfra

Bisnis.com,21 Jan 2020, 17:50 WIB
Penulis: Hafiyyan
Pengunjung menggunakan smartphone di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di BEI, Jakarta, Rabu (20/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—PT Ayers Asia Asset Management berencana meluncurkan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra) pada 2020 dengan total nilai Rp300 miliar.

Direktur Utama Ayers Asia Asset Management Dastin Mirjaya Mudijana mengatakan perusahaan akan meluncurkan dua produk alternatif pada 2020, yakni RDPT dan Dinfra. Penerbitan dilakukan masing-masing pada semester I/2020 dan semester II/2020.

“Rencananya luncurkan RDPT dan Dinfra, masing-masing produk nilainya Rp150 miliar,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (21/1/2020).

Menurutnya tren produk alternatif bakal meningkat seiring dengan pertumbuhan permintaan investor yang menginginkan produk dengan return fix. Mereka memilih investasi yang benar-benar aman dengan underlying asset yang jelas.

Dari sisi suplai, banyak proyek properti ataupun infrastruktur dengan prospek yang bagus. Namun, pembiayaan proyek itu terkadang terhambat di perbankan.

“Intinya kalau produk alternatif itu underlying [asetnya] dan permintaan klien. Kita lihat tren keduanya cenderung positif,” imbuhnya.

Selain itu, pembiayaan di perbankan terkadang memberatkan, sehingga perusahaan dapat mencari alternatif pendanaan di pasar modal melalui RDPT. Masuk ke produk alternatif juga menjadi track record perusahaan ke depannya bila ingin melakukan aksi korporasi seperti penawaran umum saham perdana (IPO).

“Bagi perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal, bisa dimulai dengan masuk produk alternatif untuk meningkatkan kinerja aset dan punya track record. Bila produk jalan lancar 3-5 tahun, track record baik, ujung-ujungnya bisa IPO,” paparnya.

Dastin menambahkan Ayers Asia AM ke depannya akan memacu penerbitan produk-produk alternatif, karena potensinya yang terbilang besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini