MI Prediksi Reksa Dana Saham USD Berikan Return Tertinggi

Bisnis.com,21 Jan 2020, 19:46 WIB
Penulis: Hafiyyan
Layar menampilkan Dow Jones Industrials Average setelah penutupan di lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, (15/1/2020)/REUTERS-Brendan McDermid

Bisnis.com, JAKARTA — Reksa dana saham berdenominasi dolar AS diperkirakan memberikan imbal hasil tertinggi dibandingkan produk sejenis lainnya yang berbasis greenback.

Deputy CIO Principal Asset Management Ni Made Muliartini menyampaikan reksa dana berdenominasi dolar AS berpotensi mencatatkan kinerja positif pada tahun ini, terutama produk reksa dana saham.

Sejumlah faktor yang memengaruhi kinerja reksa dana dolar AS ialah proyeksi suku bunga The Fed yang flat, meredanya sentimen perang dagang global, dan penambahan suplai obligasi pemerintah AS (US Treasury).

“Dengan perhitungan berbagai faktor, pada 2020 kemungkinan reksa dana saham dolar AS akan lebih baik dibandingkan reksa dana pendapatan tetap dolar AS,” jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (21/1/2020).

Ni Made memprediksi pada 2020 reksa dana pendapatan tetap berdenominasi dolar AS dapat memberikan imbal hasil 3,5 persen-6 persen. Adapun, reksa dana saham dolar AS berpotensi memberikan return yang lebih tinggi.

Pada 2019, reksa dana pendapatan tetap memang lebih kinclong. Berdasarkan data Infovesta Utama, nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana pendapatan tetap berdenominasi dolar AS tumbuh 110,93 persen year on year (yoy) menjadi US$626,03 juta. Sebaliknya, NAB reksa dana saham dolar AS turun 23,61 persen yoy menuju US$636,18 juta.

Produk dolar AS andalan Principal AM adalah Reksa Dana Principal Dollar Bond. Pada 2019, produk itu memberikan imbal hasil 11,23 persen.

Sementara itu, Ciptadana Asset Management juga memprediksi kinerja reksa dana saham berdenominasi dolar AS dapat bangkit pada 2020, setelah cenderung mengalami penurunan pada 2019.

“Pada 2020, diperkirakan produk reksa dana saham berdenominasi USD akan memberikan performa yang lebih baik dibandingkan asset class lainnya,” tutur Direktur Investasi Ciptadana Asset Management Tenno Tinodo kepada Bisnis.com, Senin (20/1/2020).

Saat ini, Ciptadana AM baru memiliki satu produk berdenominasi dolar AS, yakni reksa dana Cipta Obligasi USD.

Pada Jumat (17/1/2020), Cipta Obligasi USD memberikan return 2,56 persen month on month (mom), tertinggi di antara produk sejenis lainnya. Portfolio produk tersebut terdiri dari 94 persen efek pendapatan tetap dan 6 persen efek pasar uang.

Menurut Tenno, ada sejumlah faktor yang mendorong kinerja reksa dana berdenominasi dolar AS. Bila portofolio produk itu diinvestasikan dalam aset berdenominasi rupiah, maka akan memberikan prospek positif karena penguatan mata uang domestik.

Selain itu, perbedaan real interest rate antara Indonesia dan AS terbilang menarik. Real interest rate adalah selisih dari nominal interest rate dengan inflasi.

Pada Desember 2019, inflasi AS mencapai 2,3 persen year on year (yoy) dengan suku bunga 1,5 persen-1,75 persen. Dalam periode yang sama, inflasi Indonesia sebesar 2,72 persen yoy dengan suku bunga acuan 7DDR 5 persen.

“Investor juga memantau kebijakan moneter dan fiskal, serta neraca perdagangan dan defisit anggaran,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini