Goldman Sachs Tak Akan Proses IPO Calon Emiten Tak Punya Direktur Beragam

Bisnis.com,24 Jan 2020, 14:33 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, PEKANBARU—Goldman Sachs Group Inc. tidak akan memproses penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dari calon emiten yang memiliki jajaran direksi tidak beragam (not diverse). 

Hal itu sebagai bentuk dukungan kepada perempuan maupun orang bukan kulit putih supaya memiliki kesempatan yang sama untuk duduk di dewan direksi perusahaan tercatat.

Hal itu disampaikan oleh CEO Goldman Sachs David Solomon dalam World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss. Dirinya menyampaikan underwriter terbesar untuk IPO di Amerika Serikat itu tidak akan lagi berbisnis dengan perusahaan yang tidak awas dengan keragaman dewan direksi. 

"Kami sadar ini hanya langkah kecil, tapi langkah ini untuk memajukan pasar. Kami juga berada di posisi ingin membantu klien kami jika mereka mau menempatkan perempuan di direksinya," kata Solomon, seperti dikutip dari Bloomberg pada Jumat (24/1/2020).

Pada 2019, Goldman Sachs menerima mandat untuk menjadi underwriter IPO WeWork. Setelah prospektusnya diprotes, perusahaan properti itu pun menambahkan seorang direktur perempuan ke dalam direksinya.

Setelah WeWork, Goldman Sachs mengatakan tak akan memproses IPO perusahaan yang tidak memiliki sedikitnya satu orang perempuan dalam dewan direksinya.

“Tahun depan, perseroan bakal meningkatkan kriterianya menjadi sedikitnya dua orang perempuan harus duduk di level direksi perusahaan yang ingin go public,” tulis Goldman Sachs dalam pernyataan resmi.

Keputusan itu disebut berasal dari fakta bahwa lebih dari 60 perusahaan AS dan Eropa belum juga diverse, yaitu tidak memiliki direktur perempuan maupun direktur yang bukan kulit putih.

Sementara di Goldman Sachs sendiri sudah ada 4 orang perempuan dari 11 orang dewan direksi. 

Adapun, biasanya perusahaan besar di AS yang go public selalu memiliki satu ragam jejeran direksi, yaitu laki-laki berkulit putih.

Mandat dari Goldman Sachs ini pun merupakan yang terbaru untuk mendorong kesetaraan gender, bahwa manajemen yang tidak diverse tak lagi bisa diterima dalam perkembangan bisnis sekarang ini. 

Sebelumnya, BlackRock Inc. dan State Street Global Advisors juga memberikan dukungan untuk kehadiran direktur perempuan dalam suatu perusahaan. 

Fred Foulkes, Profesor Manajemen di Boston University Questrom School of Business, menyampaikan bahwa perubahan ini sungguh luar biasa dan seismik.

“Ini adalah perubahan seismik. Saya cukup terkesan dan menduga-duga apa yang akan dilakukan berikutnya oleh JPMorgan dan Morgan Stanley,” katanya, mengacu kepada bank investasi besar lainnya di AS.

Di sisi lain, JPMorgan Chase&Co. memang tidak memiliki kebijakan yang sama dengan Goldman Sachs. Akan tetapi, sejak 2016, salah satu underwriter ternama di AS ini telah memiliki “layanan penasihat direktur” yang membantu perusahaan mencari kandidat selain laki-laki kulit putih untuk duduk di kursi direktur.

Adapun, dewan direksi suatu perusahaan tampil sebagai peluang emas untuk memperjuang keragaman dan kesetaraan gender di Amerika Serikat.

Hampir setengah dari perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 membuka lowongan kepada perempuan untuk jawabatan direktur pada tahun lalu. 

Untuk pertama kalinya pula, para direktur perempuan itu menghasilkan seperempat kali lebih besar dibandingkan direktur laki-laki.

Kendati demikian, Malli Gero, co-founder dan penasihat senior untuk 2020 Women on Boards, mengatakan bahwa dewan direksi dari emiten baru sekarang ini masih belum cukup beragam. 

Dari 25 perusahaan IPO bervaluasi besar pada 2014—2018, kata Gero, masih ada 10 perusahaan yang tidak memiliki direktur perempuan.

Women on Boards merupakan organisasi yang mendorong setidaknya 20% dari perusahaan di bawah indeks Russell 3000 memiliki direktur perempuan dalam dewan direksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini