IHSG Melemah Tipis di Akhir Sesi I, Rupiah Cemerlang

Bisnis.com,24 Jan 2020, 12:13 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Pengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11/2019)./ANTARA -Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah setelah berfluktuasi sepanjang perdagangan sesi I hari ini, Jumat (24/1/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG melemah 3,89 poin atau 0,06 persen ke level 6.245,32 pada jeda siang, setelah dibuka melemah 0,1 persen atau 6,37 poin ke level 6.242,83 pada perdagangan hari ini.

Pada perdagangan Kamis (23/1/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.249,21 dengan penguatan 0,25 persen atau 15,76 poin.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.234,82–6.258,85.

Empat dari sembilan sektor terpantau bergerak di zona hijau, didorong oleh sektor finansial yang menguat 0,33 persen. Lima sektor lainnya melemah, dipimpin sektor pertanian yang melemah 1,22 persen.

Dari 675 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 162 saham di antaranya menguat, sedangkan 188 saham melemah, dan 325 saham lainnya stagnan.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang masing-masing melemah 1,2 persen dan 0,92 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG siang ini.

Sementara itu, bursa saham lainnya di Asia bergerak variatif. Indeks Topix dan Nikkei 225 masing-masing turun 0,12 persen dan 0,02 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,15 persen. Sementara itu, indeks Shanghai Composite tutup karena memasuki awal Libur Tahun Baru Imlek.

Dilansir Reuters, bursa Asia bergerak dalam rentang sempit menjelang Tahun Baru Imlek, di tengah bertahannya kekhawatiran investor bahwa virus corona di China dapat menyebar lebih cepat karena jutaan orang akan melakukan perjalanan selama liburan tahun baru.

Pelemahan pasar saham dapat terbendung setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut wabah virus corona keadaan darurat bagi China, namun belum menggolongkan sebagai wabah global.

"Investor khawatir bahwa wabah virus corona akan mengurangi konsumsi di China ketika ekonomi China sudah mulai mereda," kata Yasuo Sakuma, kepala investasi di Libra Investments, seperti dikutip Reuters.

"Dampaknya pada pertumbuhan China dapat signifikan mengingat wabah itu bertepatan dengan Tahun Baru Imlek," kata Tapas Strickland, direktur ekonomi NAB.

Di sisi lain, rupiah menunjukkan kinerja yang cemerlang pada perdagangan hari ini. Pada pukul 11.19 WIB, rupiah tercatat menguat 62 poin atau 0,45 persen di posisi Rp13.577 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini