Bisnis.com, JAKARTA — Istilah “saham gorengan” makin naik pamor setelah kasus salah urus investasi di perusahaan asuransi pelat merah, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri terkuak.
Keduanya berpotensi rugi besar karena menempatkan investasi di saham-saham berkualitas rendah dan mudah dimanipulasi pergerakan harganya.
Sudah menjadi rahasia umum di lantai bursa, saham-saham yang sering digoreng ini biasanya merupakan saham lapis ketiga atau third liner karena harganya yang paling murah dibandingkan dengan saham lapis pertama maupun lapis kedua.