Wisman China Potensi Turun, Bali Harus Genjot dari Negara Lain

Bisnis.com,28 Jan 2020, 10:10 WIB
Penulis: Busrah Ardans
Warga negara asing melewati alat pemindai suhu tubuh di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (16/5/2019)./ANTARA-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, DENPASAR - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali, Trisno Nugroho mengatakan potensi penurunan kunjungan wisman Tiongkok akibat penyebaran virus corona harus ditutupi dengan menggenjot kunjungan wisman dari negara lain seperti India dan Eropa.

Meskipun demikian, Bank Indonesia belum dapat melihat lebih jauh dampak potensi penurunan wisman China di Bali terhadap ekonomi daerah. Diperlukan waktu kurang lebih dua sampai tiga bulan untuk menganalisa.

"Tahun lalu, kunjungan wisman Tiongkok nomor dua, 1,1 juta. Tentunya Pemprov Bali dan kami mendukung pasar-pasar lain harus diakselerasi untuk menutup penurunan kunjungan wisman Tiongkok," kata Trisno usai menghadiri acara Launching Digitalisasi Pasar Rakyat di Denpasar, Senin (27/1/2020).

Dia menambahkan pasar wisman di bawah China yang bisa digenjot promosinya adalah India, Eropa, Amerika. Dan tentu saja pasar Australia tetap dijaga. 

Virus corona dari Wuhan China yang telah menyebar ke sejumlah negara membuat pemerintah Indonesia siaga. Akses masuk dari luar negeri dijaga ketat untuk mengantisipasi sebaran virus tersebut.

Memang hal ini akan berdampak langsung pada jumlah kunjungan wisatawan khusunya di pulau Dewata. Bank Indonesia sejauh ini memperkirakan pertumbuhan kunjungan wisman masih di kisaran 6,5 persen sampai 7 persen.

"Proyeksi kunjungan kita masih sama 6,5 sampai 7 juta kunjungan. Nanti kita coba trekking tiap bulan pertumbuhan ekonomi di Bali," kata Trisno.

General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Herry A.Y. Sikado mengatakan kunjungan wisman asal China pada 2019 mengalami penurunan drastis. 

Tercatat jumlah kunjungan wisman China melalui bandar udara pada 2019 sebanyak 1.230.133 orang atau mengalami penurunan 15 persen ketimbang 2018 sebesar 1.380.687 orang.

Sedangkan jumlah kunjungan wisman Australia pada 2019 tumbuh 4 persen, kunjungan wisman India tumbuh 6 persen.

"Berbeda dengan kedua negara tersebut, jumlah kedatangan turis asal China mengalami penurunan yang cukup drastis, yakni sebesar 15%," kata Herry, Rabu, (22/1/2020).

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kata Herry, di 2019 wisatawan China sudah tidak lagi sebagai negara penyumbang wisatawan terbanyak yang datang ke Bali melalui Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Sementara itu, melalui data statistik yang dihimpun dari bulan Januari hingga Desember 2019, tercatat sebanyak 6.298.852 wisatawan dari seluruh dunia yang datang ke Bali melalui jalur udara.

Jika dibandingkan dengan periode pencatatan di tahun 2018 lalu, sebut Herry, tercatat sebanyak 6.127.437 wisatawan mancanegara yang dilayani sedangkan di 2019 didapatkan angka pertumbuhan sebanyak 171.415 jiwa, atau tumbuh sebesar 3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Akhirul Anwar
Terkini