Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memperkirakan penempatan dana pada surat berharga tidak setinggi realisasi sepanjang tahun lalu.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan karena kondisi likuiditas perbankan masih menantang, maka pertumbuhan penempatan dana di surat berharga hanya akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekuitas perseroan.
BRI memprediksi penempatan dana di surat berharga sepanjang tahun ini hanya akan tumbuh 8 persen hingga 10 persen secara tahunan.
“Penempatan di surat berharga khususnya SBN hanya akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan equity yang diperkirakan tumbuh sekitar 8 persen-10 persen,” kata Haru kepada Bisnis, Rabu (29/1/2020).
Haru menyebut sepanjang 2019 penempatan dana BRI di surat berharga tumbuh 11,4 persen secara y-o-y. Menilik laporan kinerja perseroan, dana yang ditempatkan BRI di surat berharga mencapai Rp157,05 triliun.
Meski berencana tetap menempatkan dana di surat berharga, bank pelat merah ini memastikan bahwa fokus penyaluran kredit khususnya ke sektor UMKM akan tetap diprioritaskan untuk 2020.
Bank dengan kode saham BBRI tersbeut menargetkan penyaluran kredit ke sektor UMKM tumbuh 13 persen sepanjang tahun tikus logam. Target ini dibuat demi mewujudkan rencana BRI agar porsi kredit UMKM mencapai 40 persen dari portofolio pembiayaan pada 2022
“Penempatan pada surat berharga akan bersumber dari peningkatan modal yang biasanya ditempatkan di instrumen risk free seperti SBN,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel