Tren Harga Garam Naik, Petaninya Masih Bermuram Durja

Bisnis.com,31 Jan 2020, 08:21 WIB
Penulis: Edi Suwiknyo
Petani garam Amed memanen garam menggunakan alat tradisional. JIBI/BISNIS-Feri Kristianto


Bisnis.com, SEMARANG - Petambak garam di Jawa Tengah (Jateng) belum bisa bernafas lega. Pasalnya, meski tren produksi garam terus naik, harga garam yang diterima para petambak garam sangat kecil.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jateng Fendiawan Tiskiantoro mengungkapkan bahwa produksi garam Jateng menempati posisi kedua setelah Jawa Timur.

Sejak empat tahun terakhir produksi garam di 5 kabupaten produsen terus naik hingga pada 2019 kemarin mencapai 793.435 ton. Namun, harga garam justru berada di level yang cukup rendah.

Fendiawan menyebutkan di Kabupaten Demak harga per kilogramnya Rp200, di Kabupaten Pati Rp250 - Rp300.

"Kondisi ini memang membuat kita menjadi kurang bersemangat dalam memproduksi garam," kata Fendiawan di Semarang, Kamis (30/1/2020) malam.

Fendiawan juga menjelaskan selain harga juak, petambak garam juga masih menghadapi berbagai persoalan. Masalah lain yang kerap dialami para petambak juga terkait penyerapan garam yang tak optimal hingga keberadaan impor garam.

Dengan banyaknya tantangan tersebut, lanjut Fendiawan, Pemprov Jateng telah menyiapkan beberapa alternatif yang di satu sisi bisa mendorong produktivitas tetapi juga meningkatkan daya saing petambak garam Jateng.

Adapun strategi pembangunan Kelautan dan Perikanan yang dilakukan meliputi peningkatan produksi garam yang berkualitas terintegrasi dan juga berteknologi.

"Arah kebijakannya adalah pengembangan usaha produksi garam melalui integrasi lahan penerapan teknologi dan tata kelola logistik garam," jelasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini