Insyaallah, Tahun Ini Kinerja Reksa Dana Syariah Tetap Cemerlang 

Bisnis.com,03 Feb 2020, 20:26 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Pengunjung berjalan di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Kontribusi reksa dana syariah terhadap nilai aktiva bersih (NAB) sepanjang 2020 diperkirakan bakal terus melanjutkan tren pertumbuhan. Reksa dana  berbasis sukuk disebut akan menjadi penopang pertumbuhan produk reksa dana syariah.

Head of Capital Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyatakan secara umum pertumbuhan reksa dana syariah selama beberapa tahun belakangan sangat baik.  “]Pertumbuhan kinerja] Sangat signifikan,” ujar Wawan saat dihubungi Bisnis.com, Senin (3/2/2020).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Desember 2019, kontribusi reksa dana syariah terhadap total nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana mencapai 9,91 persen atau Rp53,75 triliun dari total NAB Rp543,19 triliun. Kontribusi tersebut, meningkat dibandingkan dengan posisi pada 2018 sebesar 6,82 persen. 

Wawan mengatakan, basis pertumbuhan produk reksa dana syariah pada tahun-tahun sebelumnya sudah terbilang tinggi. Oleh karena itu, kontribusi dana kelolaan produk reksa dana syariah pada 2020 diperkirakan mencapai kisaran 10 persen. 

Menurut Wawan, reksa dana berbasis sukuk baik  berjenis proteksi maupun pendapatan tetap akan menjadi penyokong kinerja reksa dana syariah. Sama halnya dengan tahun lalu, reksa dana proteksi masih akan menjadi produk favorit bagi investor.  Dia beralasan penurunan suku bunga membuat investor mencari instrumen investasi yang memberikan hasil lebih pasti.

Reksa dana berjenis pasar uang juga dinilai Wawan menjanjikan. Meski tidak seagresif reksa dana proteksi, Wawan menyebut minat masyarakat untuk membeli reksa dana pasar uang cukup tinggi.

Di sisi lain, reksa dana syariah berjenis saham akan semakin ditinggalkan karena menunjukkan kinerja yang kurang maksimal selama beberapa tahun belakangan, bahkan cenderung turun. “Alternatifnya ketika sahamnya sudah sangat turun, sukuk menjadi menarik,” tukas Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini