Antisipasi Virus Corona, Batik Air Sterilkan Pesawat

Bisnis.com,03 Feb 2020, 09:23 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Petugas BNPB memotret pesawat TNI yang membawa WNI dari Wuhan China, di Natuna, Minggu./Antara-Cherman.

Bisnis.com, JAKARTA – Batik Air langsung melakukan sterilisasi pesawat Airbus 330-300CEO registrasi PK-LDY yang sebelumnya digunakan untuk evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan pasca status darurat global virus corona.

Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan fase pengerjaan meliputi pembersihan, sterilisasi, penyemprotan, penggantian saringan udara kabin dan perawatan berkala selama beberapa hari. Adapun, sejumlah standar operasional yang dilakukan dimulai dari penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman, bakteri, virus  dan lainnya (disinfectant spray) oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang berlangsung kurang lebih 120 menit.

"Pengerjaan mencakup di kabin, kokpit dan kompartemen kargo bagian bawah pesawat," kata Danang melalui keterangan resmi pada, Senin (3/2/2020).
 
Dia menambahkan setelah pesawat dilakukan sterilisasi oleh pihak berwenang, KKP Batam memberikan izin kepada tim Batam Aero Technic (BAT) untuk melakukan penggantian High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter yaitu alat penyaring untuk sirkulasi udara dalam pesawat.
 
Prosedur tersebut, lanjut Danang sesuai dengan anjuran Airbus selaku pabrikan. Sistem HEPA dinilai efektif untuk menyaring virus dalam sirkulasi udara kabin pesawat.

Semua HEPA filter yang sudah dilepas, kemudian dibungkus secara khusus untuk diserahkan kepada pihak yang berwenang guna pemusnahan dengan cara dibakar. Setelah dinyatakan steril oleh KKP, Airbus 330-300CEO ditarik ke hangar BAT untuk tahapan jadwal perawatan pesawat berkala (schedule maintenance).
 
Misi penjempuatan Batik Air dengan penerbangan ID-8618 membawa 18 kru dan 30 tim medis pada akhir pekan lalu. Pesawat ini menerbangkan 19 awak pesawat dan 270 penumpang.
 
Sementara itu, pemerintah menjelaskan untuk WNI yang tiba dari Wuhan, akan diobservasi terlebih dahulu di Kepulauan Natuna selama 14 hari. Pemerintah memberikan fasilitas yang cukup memadai bagi WNI selama mereka menjalani observasi dan memastikan dalam satu siklus inkubasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini