Bisnis.com, JAKARTA — Virus corona membuktikan diri tidak hanya menjadi masalah kesehatan, tapi juga memengaruhi ekonomi dunia. Infeksinya pun turut menyerang pasar komoditas.
Bahkan, efek negatif virus corona ini diperkirakan bisa lebih besar dibandingkan ketika China diserang wabah SARS pada 2003. Pertumbuhan ekonomi China tercatat anjlok hingga 2,9 persen pada kuartal II/2003, setelah wabah SARS.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh DBS Group Research, yang diterima Bisnis pada Selasa (4/2/2020), lembaga ini merevisi turun proyeksi harga logam sebesar 2-3 persen, terutama untuk tembaga dan baja karena harga kedua logam tersebut sangat bergantung pada kondisi makro.