Ekonomi Tumbuh 5,02 Persen, BI Beri Isyarat Kembali Turunkan Suku Bunga 

Bisnis.com,06 Feb 2020, 13:52 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia memberi isyarat untuk kembali menurunkan suku bunga dan mengakomodasi kebijakan makroprudensial demi menggenjot pertumbuhan ekonomi pada 2020. 
 
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengungkapkan pihaknya berupaya menjaga keberlanjutan pertumbuhan untuk menjaga iklim perekonomian tetap membaik di tengah ketidakpastian global. 
 
"Transmisi penurunan suku bunga dan kebijakan makroprudensial yang akomodatif masih berlanjut. Pemerintah juga akan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk stimulus ekonomi, khususnya mendorong investasi," katanya kepada Bisnis, Kamis (6/2/2020). 
 
Dody menuturkan secara keseluruhan, kinerja Produk Domestik Bruto (PDB) tetap tumbuh 5,02 persen pada 2019. Pertumbuhan tersebut, lanjutnya, ditopang sektor konsumsi rumah tangga yang masih terjaga di angka 5 persen.

Menurut Dody, pencapaian pertumbuhan tersebut perlu dikaitkan dengan konteks situasi global. Pasalnya, perang dagang menyebabkan perlambatan sinkroninasi ekonomi global, termasuk Indonesia.

Meski demikian, dia menilai angka pertumbuhan ekonomi ini masih masuk kategori baik. Apalagi, dalam jangka menengah, pemerintah akan melanjutkan reformasi struktural, antara lain peningkatan infrastruktur, penguatan daya saing, kelembagaan, dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) secara konsisten untuk meningkatkan kapasitas perekonomian.
 
"Ekonomi Indonesia yang tumbuh 5,02 persen merupakan salah satu yang paling baik kinerjanya dan resilien di antara negara emerging market lainnya," imbuh Dody. 
 
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 5,17 persen. Ekonomi Indonesia pada kuartal IV/209, hanya tumbuh 4,97 persen atau melambat dibandingkan kuartal IV/2018, yang mencapai 5,18 persen. 
 
Salah satu faktor yang mendasari perlambatan ekonomi ini adalah turunnya kinerja sektor industri pengolahan dari 4,25 persen pada kuartal IV/2018 menjadi 3,66 persen pada kuartal IV/2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini