Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Artos Indonesia Tbk. akan menggelar penawaran saham terbatas dalam waktu dekat ini. Bank yang kini dikendalikan oleh duet taipan Patrick Walujo dan bankir kawakan Jerry Ng itu bakal merilis saham baru dalam jumlah jumbo.
Bank berkode saham ARTO itu akan merilis 15 miliar saham baru. Dengan asumsi harga buku Rp100 per saham, dana yang diraup mencapai Rp1,5 triliun. Namun, apabila mengikuti harga pasar pada perdagangan Kamis (6/2/2020) Rp3.450 per saham dana yang diperoleh bisa mencapai Rp51,75 triliun. Namun, perhitungan tentu tidak sesederhana itu.
Anika Faisal, Komisaris Bank Artos, masih enggan buka suara mengenai harga pelasanaan penawaran saham terbatas (rights issue). "Kami masih berproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tunggu keterbukaan saja ya," katanya kepada Bisnis, Kamis (6/2/2020).
Menjadi menarik apabila harga pelaksana sesuai nilai buku. Pemegang saham publik akan diuntungkan apabila bisa mengeksekusi di harga 100 perak, jauh di bawah harga pasar. Apalagi pemegang saham publik mencapai 49 persen, sedangkan Patrick Walujo dan Jerry Ng mengenggam 51 persen.
Berbicara mengenai saham publik, masih menyisakan satu pertanyaan. Adalah Arto Hardy yang melepas 295,53 juta lembar saham atau setara 24,5 persen dengan harga Rp448 per lembar atau total transaksi sebesar Rp132,39 miliar pada 30 Desember 2019.
Harga yang didapatkan Arto Hardy ini berbeda dengan pelepasan saham Bank Artos yang digenggam oleh ketiga anaknya kepada Patrick Walujo dan Jerry Ng pada 26 Desember 2019.
Sehari setelah Hari Raya Natal, keluarga Arto Hardy melakukan transaksi crossing saham sebanyak empat kali. Yakni, kepemilikan atas nama Lina Arto Hardy, Wiliam Arto Hardy, Sinatra Arto Hardy, dan Arto Hardy sendiri.
Lina, Wiliam, dan Sinatra, masing-masing melepas kepemilikan 144,75 juta lembar saham atau setara 12 persen, sedangkan Arto Hardy ‘menyerahkan’ 180,93 juta lembar saham atau setara 15 persen.
Harga pembelian saham pada tahap pertama itu sebesar Rp395 per lembar. Dengan total 615,18 juta lembar saham, transaksi dana mencapai Rp242,99 miliar. Apabila dijumlahkan, transaksi pertama dan kedua, keluarga Arto Hardy mengantong dana sekitar Rp375,38 miliar.
Kembali pada divestasi saham Arto Hardy (24,5 persen) yang ditransaksikan menjelang tutup tahun. Pada keterbukaan informasi pada 8 Januari 2020 dilaporkan bahwa saham publik bertambah menjadi 49 persen.
Artinya, saham publik yang sebelumnya 20 persen bertambah dari divestasi 24,5 persen kepemilikan Arto Hardy, dan 4,5 persen sisa saham ketiga anaknya.
Yang menarik, divestasi 24,5 persen saham ini dicatat milik publik. Pasalnya, kepemilikan saham publik di bawah 5% untuk masing-masing individu. Bisa saja saham itu dicatatkan milik publik apabila dalam divestasi tersebut dibeli 5-6 individu.
Anika Faisal tidak memberikan keterangan detail mengenai divestasi 24,5 persen saham Arto Hardy di Bank Artos. Dia hanya menjawab singkat. "Ya publik," ujarnya.
Kepemilikan Saham PT Bank Artos Indonesia Tbk. | ||
---|---|---|
Pemegang Saham | Lembar Saham | Porsi |
PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia | 454.153.125 | 37,65% |
Wealth Track Technology | 161.034.375 | 13,35% |
Publik | 591.062.500 | 49% |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel