Menteri BUMN : "Enggak Mungkin Pak Sandi Jadi Dirut"

Bisnis.com,07 Feb 2020, 14:58 WIB
Penulis: Ilman A. Sudarwan
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berjalan bersama Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020). / ANTARA - Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negeri (BUMN) Erick Thohir membeberkan perihal pertemuan antara dirinya dengan pengusah Sandiaga Salahuddin Uno.

Erick mengatakan pertemuan dengan Sandiaga yang berlangsung Kamis (7/2/2020) merupakan bentuk silaturahmi. Sebagiamana dikehui, Erick dan Sandiaga memang memiliki ikatan persahabatan yang berlangsung sejak lama.

Keduanya sama-sama menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat. Erick di National University dan Glendale Univesity sedangkan Sandi di Wichita State University dan George Washington University. Baik Erick maupun Sandi juga pernah bernaung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Kemarin, Sandiaga memang berkunjung ke Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 13, Jakarta Pusat. Baik Erick maupun Sandiaga secara kompak mengunggah foto pertemuan tersebut di akun media sosial Instagram.

Erick langsung menepis spekulasi terkait kemungkinan Sandi merapat ke BUMN. Di Instagram, Erick memang menulis dia dan Sandiaga bertukar pikiran dan gagasan mengenai BUMN yang profesional dan transparan.

"Enggak, enggak mungkin pak Sandi jadi dirut," ujar Erick di Kantor Kementerian BUMN usai bertemu perwakilan PT Freeport Indonesia, Jumat (7/2/2020).

Sementara itu, kemarin, Sandiaga juga menulis di Instagram bahwa tugas Erick Thohir tidak mudah dan banyak yang perlu dibenahi. Dia menyebut, BUMN butuh pengelolaan yang baik karena menyangkut kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia.

"BUMN ini adalah benteng perekonomian bangsa," tulis Sandiaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini