3 Sekuritas Beri Rekomendasi Beli untuk Saham Unilever (UNVR)

Bisnis.com,07 Feb 2020, 15:19 WIB
Penulis: Ria Theresia Situmorang
Unilever/www.unilever.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. baru saja merilis laporan keuangan konsolidasiannya pada tahun 2019, Kamis (30/1/2020).

Dari laporan tersebut, emiten berkode sandi UNVR ini membukukan pertumbuhan tipis dari sisi pendapatan yakni 2,63 persen jadi sebesar Rp 42,92 triliun.

Adapun, laba bersihnya terkoreksi hingga 18,68 persen. Dibandingkan dengan laba di periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp9,08 triliun, perseroan hanya mampu membukukan laba bersih sebesar Rp7,39 triliun pada tahun lalu.

Dikutip dari risetnya, terdapat tiga sekuritas yang kompak menurunkan target harga dan merekomendasikan untuk membeli saham UNVR di antaranya Sucor Sekuritas, Mirae Asset dan Ciptadana Asia Sekuritas.

Dari risetnya, Sucor Sekuritas menargetkan harga paling rendah dengan rekomendasi beli (buy) di level Rp9.400. Hal ini didasarkan pada price to earning ratio (PE) 46.5x (setara dengan rata-rata 5 tahun).

Analis Jennifer Widjaja optimis pendapatan perseroan ke depannya bisa tumbuh perlahan menjadi 5,6 persen dalam dua tahun ke depan, pascakoreksi dari sisi bottom line pada 2019.

Dikutip dari penelitian Mirae Asset, analis Mimi Halimin juga percaya kalau performa UNVR masih akan bertumbuh pada tahun 2020 didukung oleh inovasi perseroan memperkenalkan produknya. Dengan begitu, Mirae Asset menargetkan pertumbuhan laba bersih UNVR pada tahun 2020 mencapai 7,4 persen secara tahunan.

Dari Rp9.640, Mirae Asset menurunkan target harganya menjadi Rp9.600 dengan rekomendasi beli (buy). Target ini didasarkan pada price to earning ratio (P/E) 46.1x (setara dengan rata-rata 5 tahun).

Sementara itu target harga paling tinggi dipasang oleh Ciptadana Sekuritas Asia di level Rp9.940. Adapun, analis Muhammad Fariz menyebut kans pertumbuhan besar UNVR tahun 2020 adalah dari sisi home and personal care, mengingat sulitnya persaingan di segmen food and refreshment akibat meningkatnya iuran BPJS Kesehatan tahun ini.

Ciptadana sendiri mengoreksi target harga tersebut mempertimbangkan price earning to ratio (PE) 49,3x dengan EPS (earning per share) yang lebih rendah yakni 202/share.

Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933, bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Beberapa brand di bawah Unilever a.l. Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall’s, Royco, dan Bango.

Sementara itu, saham Unilever pertama kali dibuka untuk publik pada 1981 dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982. Pada akhir 2015, Unilever Indonesia menjadi perusahaan terbesar keempat berdasarkan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini