Lahir di Wuhan, Juara Grand Slam Li Na Donasi 3 Juta Yuan

Bisnis.com,07 Feb 2020, 17:09 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Mantan petenis China, Li Na/China Daily

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan bintang tenis asal China Li Na mendonasikan 3 juta yuan (US$430.000) untuk membantu memerangi epidemi virus corona (coronavirus) jenis baru yang telah merenggut ratusan nyawa di Tanah Airnya.

Dilansir South China Morning Post, media China mengabarkan bahwa Li, pemain Asia pertama yang meraih gelar Grand Slam di Prancis Terbuka 2011, melakukan donasi itu melalui sebuah yayasan amal di Beijing.

Li, yang juga memboyong titel Grand Slam Australia Terbuka 2014, adalah duta yayasan tersebut. Donasinya ini akan digunakan untuk menyediakan bahan-bahan medis ke rumah sakit yang ditunjuk di Wuhan.

Ia sempat dipertanyakan oleh para penggemarnya karena tak tampak merespons krisis di kota kelahirannya itu, sampai yayasan tersebut kemudian mengungkapkan donasinya pekan ini.

Seorang penggemar mengatakan pada Sina Sports bahwa Li, 37, selalu memberikan dukungannya untuk menghadapi bencana-bencana besar dan nilai donasinya selalu tercatat menjadi salah satu yang tertinggi dari komunitas olahraga.

Pemain tenis lain dari provinsi Hubei, Zheng Qinwen, menyumbangkan semua uang hadiahnya senilai 10.000 yuan yang dihasilkan dari babak kualifikasi di Wuhan Open tahun lalu.

Selain tenis, bintang olahraga lainnya asal Wuhan, pusat penyebaran virus corona, juga memberikan kontribusi signifikan.

Pesepakbola Hao Junmin, yang ditunjuk sebagai salah satu dari tiga kapten oleh manajer tim nasional baru China Li Tie bulan lalu, menyumbangkan 500.000 yuan ke sebuah yayasan amal distrik di Wuhan.

Sementara itu, meskipun bukan berasal dari kota Wuhan, Li Tie menyumbangkan 1 juta yuan. Li adalah manajer tim klub Liga Super China Wuhan Zall periode 2018-2019 sebelum diangkat ke kursi panas tim nasional.

Donasi oleh bintang olahraga juga datang dari Wang Shuang, Pesepakbola Terbaik Wanita se-Asia 2018. Wang, yang telah mencatatkan 104 penampilan untuk tim nasional sejak 2013, menyumbangkan 600.000 yuan.

Striker berusia 25 tahun, yang berada di Wuhan untuk reuni Tahun Baru Imlek dengan keluarganya, ini terjebak dalam langkah penutupan akses oleh pemerintah China di kotanya dan tidak dapat bergabung dengan rekan satu tim nasional untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 di Australia.

Turnamen kualifikasi dijadwalkan berlangsung di Wuhan di provinsi Hubei, tetapi otoritas China memindahkannya ke Nanjing sebelum penyelenggaraan turnamen kemudian diambil alih oleh Australia pada 26 Januari.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini