Genjot Investasi dan Ekspor, Pengusaha Bakal Diguyur Insentif

Bisnis.com,07 Feb 2020, 19:27 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan sambutan dalam acara Mandiri Investment Forum 2020 di Jakarta, Rabu (5/2). Seminar yang mengangkat tema Advancing Investment-Led Growth ini diselenggarakan untuk mendorong partisipasi swasta di sektor investasi, sehinga momentum pertumbuhan ekonomi nasional terjaga.Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerinah siap memberikan sejumlah fasilitas untuk memudahkan investor membenamkan modal di dalam negeri, termasuk melalui fasilitas kepabeanan. Investor disarankan bertanam fulus di lokasi khusus untuk mendapat fasilitas kepabeanan.

Direktur Fasilitas Kepabeanan Ditjen Bea & Cukai Kementerian Keuangan Untung Basuki mengatakan pemberian kemudahan lewat fasilitas kepabeanan merupakan bagian dari upaya untuk mengejar dua target besar pada tahun ini, yaitu pertumbuhan investasi dan peningkatan ekspor.

Dia menuturkan, pihaknya menawarkan fasilitas kemudahan ekspor dan impor di kawasan berikat dan pusat logistik berikat (PLB). Selain itu, insentif juga bakal diberikan jika investasi dilakukan di kawasan ekonomi khusus (KEK)

"Insentifnya nanti akan dituangkan dalam Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja," ujarnya dalam acara Business Gathering yang diadakan oleh Apindo, Kadin, dan Hipmi di Hotel Indonesia, Jumat (7/2/2020).

Menurut Untung, investor akan mendapat benefit bila menanamkan uang di lokasi-lokasi khusus seperti KEK, kawasan berikat, atau PLB, termasuk fasilitas kepabeanan. Saat ini, kontribusi ekspor perusahaan perusahaan yang mendapat fasilitas kepabeanan mencapai 40,7 persen.

Untung yakin, kendati perekonomian dilanda ketidakpastian, realisasi invesatasi bisa meningkat pada tahun ini. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat total realisasi investasi pada 2019 mencapai Rp809,6 triliiun atau 102,2 persen dari tarrget. Realisasi investasi pada 2019 juga tumbuh 12,24 persen secara tahunan.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja neraca perdagangan sepanjang 2019 mengalami defisit US$ 3,2 miliar. Angka itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan defisit pada 2018 yang mencapai US$9,3 miliar.

"Saya yakin optimisme pengusaha bisa membawa realisasi investasi di Indonesia tumbuh subur. Selain perusahaan besar, kami juga membidik perusahaan kecil dan menengah karena lokasinya ada di seluruh indonesia dan menyerap banyak tenaga kerja," ujar Untung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini