Maskapai Internasional Ini Masih Sediakan Penerbangan Ke China

Bisnis.com,09 Feb 2020, 00:53 WIB
Penulis: Newswire
Pesawat kargo Boieng 777 milik Ethiopian Airliens bernomor registrasi ET-AVN. Foto: Jetphotos.com

Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai internasional Ethiopian Airlines memutuskan untuk tetap membuka penerbangan langsung menuju China, di tengah merebaknya virus corona di Negeri Panda.

Seperti dilaporkan oleh The Africa Report, maskapai penerbangan nasional Ethiopia yang berbasis di Kota Addis Ababa, Ethiopia tersebut mengambil langkah berbeda dibandingkan maskapai internasional lain yang memilikirute penerbangan langsung ke China.

Seperti diketahui, merebaknya virus corona di China, membuat mayoritas maskapai  internasional menutup sementara rute penerbangannya ke negara itu. Kebijakan penyetopan penerbangan ke China itu pun didukung oleh pemerintah negara masing-masing, salah satunya Indonesia.

Perusahaan penerbangan itu beralasan dipertahankannya jadwal penerbangan langsung ke China didasari oleh misi perusahaan untuk menjaga reputasi dan ekuitas perusahaan yang telah susah payah dicapai.

Alhasil akun twitter perusahaan itu diserbu warganet yang mendesak agar menghentikan rute penerbangan dari dan ke Cina. Seorang pebisnis asal Zimbabwe, Kelvin Mupungu mengatakan keputusan Ethiopian Airlines tetap melayani penerbangan rute Cina dan mengabaikan kewaspadaan akan virus corona adalah sikap yang sembrono.

"Sebagian besar penumpang dari Cina akan transit di Afrika dengan naik Ethiopian Airlines," katanya, seperti dikutip dari Tempo.co, Sabtu (9/2/2020).

Seorang bankir di Nairobi, Aly-Khan Satchu menganggap keputusan Ethiopian Airlines ini membahayakan masyarakat.

"Apakah Anda mengutamakan reputasi ketimbang keselamatan masyarakat dunia?" tulis Satchu.

Berdasarkan laporan Daily Nation, Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta telah meminta Ethiopian Airlines mempertimbangkan penghentian layanan penerbangan dari dan menuju China.

"Kekhawatiran kami bukan karena anggapan China tidak dapat menangani penyakit ini, melainkan kewaspadaan penyakit tersebut masuk ke daerah-daerah yang sistem penanganan kesehatannya masih lemah," ucap Kenyatta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini