Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) pulihkan aset yang dihapus buku senilai Rp2,66 triliun hingga triwulan III/2019 lalu.
Presiden Direktur PT Bank Pan Indonesia Tbk. Herwidayatmo menyatakan capaian pemulihan ini lebih baik dibandingkan 2018. Dalam periode itu pemulihan aset yang telah hapus buku hanya Rp1,86 triliun.
Selain meningkatnya aset yang berhasil dipulihkan, jumlah pembiayaan dengan kualitas rendah sehingga harus hapus buku atau write off juga dapat dikurangi. Tahun lalu write off ditekan menjadi Rp3,71 triliun hingga triwulan III/ 2019, turun dari periode sama tahun sebelumnya Rp4,05 triliun.
"Kami pun berharap tren 2019 akan berlanjut pada 2020 [tahun tikus logam]. Optimisme pelaku usaha sudah mulai terbangun," katanya, Sabtu (8/2/2020).
Herwidayatmo menyebutkan optimisme berkurangnya penghapusan kredit dengan aset produktif ini seiring membaiknya perekonomian. Kondisi ini berdampak positif terhadap itikad baik debitur dalam memperbaiki kualitas pembiayaan yang telah dihapus buku.
"Kami pun berharap tren 2019 akan berlanjut pada 2020. Optimisme pelaku usaha sudah mulai terbangun," katanya, Sabtu (8/2/2020).
Senada, Direktur PT Bank Bukopin Tbk. Hari Wurianto menyebutkan kondisi usaha semakin membaik. Namun, Dia menyampaikan perseroan melakukan strategi konsolidasi yang cukup disiplin. Selain itu, perseroan juga meningkatkan upaya penagihan dan penyelesaian kredit bermasalah dengan optimal.
"Penurunan write off seiring dengan adanya penurunan non-performing loan (NPL) baik dalam persen maupun absolut. Pada 2020, kita targetkan juga akan turun lebih signifikan," katanya.
Hapus buku kredit Bukopin dengan ticker BBKP di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu per September 2019 hanya Rp89 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp128 miliar.
Sementara iru, kredit yang berhasil dipulihkan mencapai Rp100 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama tahun lalu Rp40 miliar.
Direktur Bank Bukopin Heri Purwanto menyebutkan perseroan menargetkan write off akan turun sebesar 20% lagi pada tahun ini.
"Hal itu diikuti dengan penurunan baki kredit bermasalah, dan kredit yang berada pada kolektabilitas 2. Itu semua turun 20%," ucapnya.
Sementara itu, PT Bank Permata Tbk. menunjukkan tren yang sebaliknya. Direktur Wholesale Banking Bank Permata Darwin Wibowo menyebutkan hal tersebut memang sudah berlangsung sejak dua tahun lalu.
Pada tahun ini tren penghapusan buku yang menggerus modal tersebut akan lebih landai pada tahun ini. Pasalnya, rasio NPL sudah terjaga baik dan perseroan telah berkomitmen untuk menyalesaikan sebanyak mungkin kredit bermasalah.
"Memang ada beberapa penyelesaian kredit yang terjadi di akhir 2019. Tetapi ini sebenarnya sudah upaya yang sudah berjalan 2 tahun terakhir. Memang kebetulan saja timing-nya pada kuartal empat 2019. Setelahnya akan lebih baik," ucapnya.
Adapun, hapus buku kredit hingga September 2019 di BNLI tercatat Rp8,39 triliun. Lebih tinggi dibandingkan dengan September 2018 yang sampai Rp6,80 triliun. Akan tetapi, recovery rate-nya juga tergolong stabil. Kredit yang berhasil dikembalikan mencapai Rp3,73 triliun, naik dari periode sama tahun sebelumnya Rp3,33 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel