Peta Jalan Damai ala Trump dan Sikap Indonesia

Bisnis.com,10 Feb 2020, 09:16 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin memperlihatkan segel dan plakat Kedutaan Amerika Serikat (AS) yang baru, saat ia berdiri di samping Penasihat Senior Gedung Putih Senior Ivanka Trump selama upacara peresmian Kedutaan AS di Yerusalem, 14 Mei 2018./Reuters

Pertemuan itu  tidak lain bertujuan membahas tanggapan terpadu terhadap rencana tersebut. Abbas telah menolak kesepakatan tersebut sebelum diumumkan dengan mengatakan bahwa AS secara terang-terangan telah berpihak pada Israel.

Sami Abu Zuhri, seorang pejabat Hamas, kelompok Palestina yang menguasai Jalur Gaza, mengatakan bahwa pernyataan Trump itu agresif dan akan memicu banyak kemarahan.

“Pernyataan Trump tentang Yerusalem adalah omong kosong dan Yerusalem akan selalu menjadi tanah bagi Palestina. Palestina akan melawan dan Yerusalem akan tetap menjadi tanah Palestina,” katanya.

Kemenlu Palestina kemudian mengatakan Pemerintah AS tidak akan menemukan satu pun orang Palestina yang mendukung proyek ini.

Sementara itu, melalui menteri luar negerinya, Ayaman Safadi, Yordania memperingatkan terhadap aneksasi tanah Palestina oleh Israel. Menurutnya, negara Palestina harus kembali seperti 1967, yaitu mencakup semua wilayah di Tepi Barat dan Yerusalem timur yang saat ini dicaplok Israel.

Safadi bahkan  memperingatkan  akan konsekuensi berbahaya dari tindakan Israel yang sepihak tersebut. Pendek kata, Safadi berkesimpulan "rencana perdamaian" itu justru sebuah ketidakadilan terhadap "proses perdamaian" atau "serangan terhadap perdamaian" itu sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini