Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menargetkan 1 juta merchant mengadopsi Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS) pada 2020.
Saat ini, Bank Mandiri mencatat baru ada sekitar 2.000 merchant di bawah naungannya yang mengadopsi QRIS. Sementara itu, berdasarkan data Bank Indonesia terdapat 2,6 juta dari 65 juta micro merchant atau UMKM di seluruh provinsi yang sudah mengadopsi QRIS hingga akhir Januari 2020.
Direktur Consumer & Retail Transaction Bank Mandiri Hery Gunadi mengatakan karena baru dimulai pada awal 2020, transaksi dengan menggunakan QRIS belum terlalu signfikan. Hanya saja, dia tidak menyebutkan angka pasti frekuensi maupun nilai transaksi tersebut karena pertumbuhan yang belum signifikan.
Sementara itu, selama 2019 transaksi QR Bank Mandiri berstandar QRIS melalui mesin EDC Mandiri maupun QR Statis tercatat sebanyak 640.000 transaksi dengan nilai transaksi Rp42 miliar.
Saat ini Bank Mandiri telah melakukan penandatangan kerja sama dengan Bukalapak sehingga terjadi akusisi 1,5 juta mitra yang berupa warung tradisional untuk menjadi agen laku pandai Bank Mandiri. Hanya saja akusisi tersebut memerlukan waktu.
Sebanyak 1,5 juta warung tradisional tersebut juga diberikan opsi untuk memasang QRIS.
"Jadi belum terlalu signifikan [transaksi QRIS], baru 2.000 merchant kita yang transaksi, kan baru tanda tangan hari ini," katanya, Senin (10/2/2020).
Menurutnya, transaksi dengan menggunakan QRIS hanyalah merupakan opsi sehingga tidak serta merta akan mengurangi transaksi dengan menggunakan kartu. Nasabah masih memiliki pilihan untuk menggunakan QRIS maupun kartu dalam bertransaksi.
Setidaknya, porsi mpenggunaan kartu dari transaksi Bank Mandiri mencapai 50 persen. Sementara itu, Bank Mandiri mencatat pergerseran ke arah digital terus terjadi. Saat ini, sebanyak 95 persen transaksi telah dilakukan secara digital dan sisanya melalui kantor cabang.
Meskipun demikian, dari segi nilai, transaksi di kantor cabang lebih besar daripada digital.
"Ini opsi, nasabah kan boleh milih, mau pakai kartu atau pakai QR," katanya.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan penetrasi QRIS akan lebih sulit dilakukan di pedesaan. Penggunaan QR untuk transaksi masih memerlukan penggunaan smartphone, sedangkan penggunaan ponsel pintar tersebut di pedesaan dinilai masih kecil.
Menurutnya, saat ini 33.500 agen laku pandai Mandiri sebagaian besar berada di pedesaan sehingga perlu waktu yang lebih lama untuk meningkatkan penetrasi QRIS tersebut. Saat ini baru 2.000 merchant yang mengadopsi QRIS karena lokasinya sebagaian besar berada di perkotaan.
Bank Mandiri pun telah melakukan kerja sama dengan Bukalapak untuk mengakuisi sejumlah mitra agar meningkatkan agen laku pandai dan penetrasi QRIS. Nantinya, akan dilakukan kerja sama dengan e-commerce lainnya untuk meningkatkan penetrasi penggunaan QRIS.
"Kalau di masyarakat desa adaptabilitasnya harus kita ikuti, kecuali kita mau bakar uang untuk edukasi seperti yang dilakukan fintech lainnya. Kalau bayar pakai ini dapat diskon. Kita tidak mau melakukan itu, jadi adaptabilitas masyarakat di desa kita ikuti, dari mulai pakai kartu, QRIS," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel