Pemerintah Akui Kinerja Dagang Awal Tahun Bisa Terkoreksi

Bisnis.com,11 Feb 2020, 14:29 WIB
Penulis: Iim Fathimah Timorria
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan Muhri (kiri) dan pengamat Ekonomi Faisal Basri menjadi pembicara pada diskusi terbatas, di Jakarta (19/9)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja perdagangan Indonesia sepanjang Januari diperkirakan akan terdampak negatif akibat wabah virus corona

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kasan Muhri mengemukakan koreksi terhadap kinerja ekspor dan impor berpotensi terjadi untuk perdagangan pada Januari. Pasalnya, wabah virus tersebut telah melanda China sejak akhir Desember 2019.

"Ekspor dan impor di Januari berpotensi terdampak karena virus corona ini kan sejak Desember. Perdagangan selama Januari saya perkirakan sudah terdampak," kata Kasan di kantornya, Selasa (11/2/2020).

Kasan menjelaskan kondisi tersebut setidaknya telah diperlihatkan dalam laporan perdagangan sejumlah negara mitra dagang China seperti Brasil, Korea Selatan, dan Vietnam. Penurunan ini terjadi lantaran aktivitas produksi di China yang terganggu akibat wabah virus Corona.

"Penurunan terbesar terjadi di Brasil yang sampai dua digit. Korea Selatan juga mengalami penurunan ekspor impor dan dalam rilisnya mereka menyebutkan virus corona sebagai penyebab. Sebagian aktivitas di China terhenti sehingga otomatis transaksi terpengaruh," tuturnya.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), China merupakan pangsa pasar ekspor terbesar Indonesia sepanjang 2019 dengan nilai perdagangan mencapai US$25,85 miliar. Negeri Panda pun menjadi pangsa impor terbesar nonmigas dengan transaksi sebesar US$44,58 miliar.

Kasan pun menyebutkan perlunya antisipasi kemungkinan turunnya pertumbuhan ekonomi nasional akibat wabah virus corona yang menekan perekonomian China.

Mengutip proyeksi Bank Dunia, Kasan menyebutkan koreksi pertumbuhan ekonomi China sebesar 1 persen bisa mengakibatkan penurunan ekonomi Indonesia sebanyak 0,3 persen. Dia juga memasang perkiraan konservatif terhadap  perekonomian Indonesia, di mana produk domestik bruto RI bisa terkoreksi 0,23 persen untuk setiap 1 persen penurunan di China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini