Inflasi Februari di Sumut Diperkirakan Cukup Tinggi

Bisnis.com,12 Feb 2020, 15:52 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, MEDAN - Bank Indonesia memperkirakan inflasi Februari di Sumatra Utara cukup tinggi didorong penghentian sementara impor komoditas dari China.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatra Utara Wiwiek Sisto Widayat mengatakan inflasi Sumut pada Januari 2020 tercatat 0,57%, meningkat dari bulan sebelumnya yang deflasi 0,19%. Realisasi inflasi Sumut lebih tinggi dibandingkan Sumatra maupun Nasional.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi sumber inflasi utama pada Januari 2020. Komoditas minyak goreng dan rokok putih menjadi pendorong inflasi seiring dengan kenaikan harga CPO serta dampak kenaikan cukai rokok tahun 2020.

Lebih lanjut, Bank Indonesia memperkirakan Sumatra Utara pada Februari akan menghadapi inflasi yang cukup tinggi. Inflasi didorong penghentian sementara impor komoditas pangan dari China, terutama bawang putih.

"Bawang putih di pasar harganya sudah naik dua kali lipat. Para importir juga tidak memiliki stok. Beberapa daerah juga sedang kesulitan," katanya dikutip pada Rabu (12/2/2020).

Menurutnya, kondisi tersebut perlu diantisipasi melalui kampanye kepada masyarakat. Di samping itu, Bank Indonesia terus mendorong terbentuknya BUMD pangan. BUMD di bidang pangan bertujuan untuk stabilitator harga bahan pokok dan salah satu strategi menekan tingginya angka inflasi Sumut. Pihaknya juga mendorong lebih banyak kerja sama perdagangan antar provinsi. 

"Kemarin Sumut dan Jatim sudah sepakat kerja sama perdagangan untuk CPO dan pupuk dolomit, kami juga merencanakan kerja sama antar daerah dengan Riau, Aceh, Jambi terkait dengan komoditas cabai," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini