Bisnis.com, JAKARTA - Indeks saham berjangka Amerika Serikat turun setelah Pemerintah Provinsi Hubei, China melaporkan revisi data jumlah korban wabah virus corona.
Indeks berjangka S&P 500 yang berakhir pada Maret 2020 turun sebanyak 0,5 persen pukul 13.41 di Tokyo. Penurunan terjadi setelah Hubei melaporkan 14.840 kasus baru karena merevisi metode perhitungan. Kontrak Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq 100 masing-masing juga turun lebih dari 0,3 persen.
"Tepat ketika pasar merasa nyaman dengan gagasan bahwa peningkatan korban corona cenderung lebih rendah, lonjakan tiba-tiba pada jumlah kasus baru di Hubei telah menyentak mereka keluar dari rasa puas diri ini," kata Khoon Goh, kepala Asia penelitian di Australia & Selandia Baru Banking Group Ltd, dilansir Bloomberg, Kamis (13/2/2020).
Sejauh ini, dua pejabat tinggi China di Hubei telah diganti. Hal ini menandai kejatuhan politik terbesar sebagai dampak epidemi yang telah menewaskan lebih dari 1.300 orang. Kematian di Hubei naik 242, sementara jumlah total kasus di China mencapai 60.000.
Pergantian indeks berjangka AS mengisyaratkan penyesuaian dalam sentimen positif yang mendasari pencapaian rekor tertinggi pada Rabu kemarin. Indeks S&P 500 naik untuk sesi ketiga berturut-turut, sementara Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite Index juga mencapai level baru, kemarin.
"Metodologi yang direvisi pada gilirannya berpotensi menyerukan tindakan pencegahan berkepanjangan yang dipraktikkan oleh pemerintah dan sektor swasta," kata Jingyi Pan, ahli strategi pasar di IG Asia .
"Hal ini bisa menunjukkan bahwa gangguan yang sedang berlangsung ke berbagai ekonomi dapat bertahan lebih lama, dan memberikan beberapa bayangan pada prospek dan pada gilirannya mendorong reaksi pagi ini," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel