Pengamat Sarankan Harga Gas Hulu Untuk Ditekan

Bisnis.com,13 Feb 2020, 19:30 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Pengamat Ekonomi Energy UGM Fahmy Radhi. Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Untuk mengimplementasikan harga gas industri berkisar US$6 MMbtu, perlu adanya pemangkasan harga gas di hulu.

Pengamat energi Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan bahwa usulan tarif iuran badan usaha gas dinilai tidak akan berdampak besar terhadap harga gas industri.

Menurutnya, komponen terbesar pembentuk harga adalah harga gas hulu sebesar US$6,47 dan biaya biaya pengelolaan infrastruktur ditambah biaya niaga sebesar US$4,01 per MMBtu, sehingga harga gas industri mencapai US$10,48 per MMbtu.

"Penetapan harga gas industri menjadi US$6 MMbtu untuk menaikkan competitiveness industri sesungguhnya tidaklah gratis, beban itu harus ditanggung pemerintah, investor hulu dan PGN di midterm," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (13/2/2020).

Senada, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menjelaskan bahwa struktur pembentukan harga gas itu terdapat 3 komponen.

Adapun, komponen itu adalah biaya gas bumi dengan porsj 60 persen, biaya transmisi dengan porsi 22 persen dan biaya distribusi dengan komponen 18 persen.

"Jadi biaya gas bumi yang paling besar. Tapi kalau lihat struktur seperti ini, biaya transmisi dan distribusi yang totalnya 40% juga terbilang besar," katanya.

Sementara itu, masih terdapat biaya niaga dan iuran usaha, yang totalnya sekitar 4 persen—5 persen dari total harga gas.

Dia mengatakan bahwa jika harga gas ingin dikurangi, maka harga gas hulu, transmisi dan distribusi yang harus dipangkas.

"Di sisi hulu bisa dilakukan dengan mengurangi bagian bagi hasil untuk pemerintah. Kemudian efisiensi biaya transmisi dan distribusi dan memberantas praktek rente gas," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: David Eka Issetiabudi
Terkini