Insentif PNBP untuk Maskapai Disiapkan

Bisnis.com,13 Feb 2020, 10:30 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan penjelasan saat menerima kunjungan tim Bisnis Indonesia, di Jakarta, Jumat (24/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tengah menggodok insentif dalam mengantisipasi kerugian ekonomi akibat meluasnya virus corona.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan telah berkoordinasi dengan kementerian terkait lainnya, termasuk kementerian keuangan dalam membahas insentif yang mungkin bermanfaat. Hal tersebut, lanjutnya, akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.

Menhub pun menargetkan pada pekan depan pembentukan insentif dapat mulai direalisasikan.

“Insentif itu ada yang minta berupa PNBP yang dikenakan setiap aircraft. Selain itu, kami timbang-timbang dulu kepada siapa, penumpang apa aircraft insentif lainnya,” jelasnya, Kamis (13/2/2020).

Menhub menyebutkan dapat mengurangi besaran kewajiban membayar penerimaan negara bukan pajak (PNBP) bagi maskapai. Selain itu, imbuhnya, bersama dengan operator pelat merah PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II dapat menurunkan tarif landing fee, parking fee, serta diskon sewa ruangan.

Menurutnya pemberian insentif ini memang harus didukung baik dari operator bandara, maskapai hingga perhotelan supaya masyarakat memiliki keinginan untuk berlibur. Budi meyakini potensi turis domestik Indonesia cukup kuat dalam melakukan wisata belanja.

Budi juga mempersilakan mekanisme business to business diantara maskapai dengan hotel dalam membuat paket gabungan pariwisata supaya harga dapat ditekan.

Sejauh ini,tuturnya, frekuensi perjalanan ke Jepang Korea Selatan, Eropa, Amerika dan India relatif baik tetapi tak dapat dipungkiri juga terkena imbas virus Corona.

Dia memastikan nilai kerugian yang dapat ditafsir sangat berdampak bagi pesawat dengan penerbangan ke China dan Singapura. Rata-rata maskapai, sebutnya, mengalami kerugian penurunan penerbangan hingga 30 persen.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnu Utama memerinci dengan kehilangan rata-rata 2 juta wisatawan asing, maka kerugian yang ditanggung oleh sektor ini mencapai US$2,8 miliar. Nilai tersebut terus berkembang karena berakhirnya penyebaran virus Corona belum dapat diprediksikan.

“Belum lagi side effectnya atau dampak setelah virus ini selesai. Kota hub seperti Singapura dan Hong Kong meskipun tidak dari china ada kecenderungan sepi kan sekarang. Itu juga punya dampak,”ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini