Petani Garam di Cirebon Simpan Stok di Gudang karena Harga Anjlok

Bisnis.com,16 Feb 2020, 10:53 WIB
Penulis: Hakim Baihaqi
Petani garam di Cirebon/Bisnis-Hakim Baihaqi

Bisnis.com, CIREBON - Petani garam di Desa Rawa Urip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, terpaksa menyimpan garam hasil produksi pada musim hujan saat ini. Diketahui, Harga garam di wilayah Cirebon hanya dijual sebesar Rp250-300 per kilogram.

Petani garam dari Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Ismail Marzuki, mengatakan, dimusim hujan saat ini, biasanya harga garam mengalami kenaikan harga hingga Rp700 sampai 1.000 per kilogramnya.

Hal tersebut lantaran, seluruh petani garam, tidak terkecuali di daerah Kecamatan Pangenan, menghentikan proses produksi garam karena guyuran hujan merusak proses kristalisasi garam.

"Biasanya kalau tidak ada produksi, harga garam pasti naik. Ini sama sekali tidak," kata Ismail di Kabupaten Cirebon, Minggu (16/2/2020).

Ismail menambahkan, selain pengaruh musim hujan, para tengkulak garam yang biasa menjual garam pun kesulitan menjual karena jarang adanya permintaan dari pembeli dengan jumlah kuantitas besar.

Garam yang menumpuk di dalam gudang pun, kata Ismail, akan dijual pada musim kemarau mendatang atau saat adanya permintaan besar dari tengkulak.

"Kemungkinan besar, garam impor masih banyak beredar. Jadi merusak harga dan pasaran garam lokal," katanya.

Selain itu, para petani garam di Kecamatan Pangenan pun, sebagian besar beralih profesi menjadi petani padi atau bawang di wilayah Cirebon bagian timur dan merantau ke kota luar menjadi buruh serabutan.

"Mereka akan balik lagi saat musim tanam. Tetapi kalau harga garam anjlok sampai di bawah Rp 100, akan lebih lama," katanya. (K45)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini