Korsel Luncurkan Paket Bantuan Finansial, Kospi Turun Tipis

Bisnis.com,17 Feb 2020, 19:27 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Seorang penjaga keamanan berjalan di bawah monitor di Bursa Efek Korea di Seoul./ SeongJoon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Kospi Korea Selatan mengakhiri pergerakannya di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (17/2/2020), setelah sepanjang hari bergerak fluktuatif di tengah kekhawatiran tentang wabah virus corona (Covid-19).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi ditutup di level 2.242,17 dengan penurunan tipis 0,06 persen atau 1,42 poin dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (14/2/2020), Kospi mampu berakhir di posisi 2.243,59 dengan penguatan 0,48 persen atau 10,63 poin.

Dari 792 saham yang diperdagangkan pada Senin (17/2), sebanyak 279 saham menguat, 419 saham melemah, dan 94 saham stagnan.

Saham Woongjin Coway Co. Ltd. mencatat penurunan terbesar dengan 18,14 persen, disusul saham JICO Co. Ltd. yang melorot 10,67 persen.

Adapun saham Samsung Electronics Co. Ltd. tergelincir ke zona merah setelah mampu reli empat hari perdagangan beruntun, dengan ditutup melemah 0,49 persen atau 300 poin di level 61,500 won.

Kekhawatiran tentang dampak wabah virus corona pada ekonomi kembali bangkit setelah Negeri Ginseng melaporkan kasus baru terinfeksi virus mematikan tersebut selama akhir pekan meskipun sempat mereda beberapa hari sebelumnya.

Sementara itu, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I/2020 China dapat melambat menjadi 4,5 persen YoY, rekor terendahnya, akibat virus corona, menurut analisis skenario Bloomberg Economics.

Jika itu terjadi, periode impor yang lebih lemah akan memberikan kejutan kepada mitra-mitra dagang. Mempertimbangkan ekspor ke China sebagai bagian total ekspor, negara-negara dengan eksposur tertinggi adalah Australia, Korea Selatan, dan Brasil, seperti dikutip dari Bloomberg.

Kendati demikian, penurunan pasar saham Korsel hari ini diimbangi oleh paket bantuan finansial yang dilancarkan pemerintah Korsel untuk perusahaan-perusahaan yang terpukul epidemi virus ini, termasuk perusahaan penerbangan dan perusahaan pelayaran.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini