Kredit Wong Cilik, Strategi Bank Sahabat Sampoerna Besarkan Bisnis

Bisnis.com,17 Feb 2020, 19:55 WIB
Penulis: Maria Elena
Nasabah melakukan transaksi elektronik di kantor Bank Sahabat Sampoerna, Jakarta, Rabu (06/06)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Sahabat Sampoerna menargetkan kredit perusahaan tumbuh 10 persen sepanjang tahun ini.

Chief Financial Officer (CFO) PT Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra menuturkan segmen usaha mikor kecil dan menengah (UMKM) atau wong cilik merupakan penopang utama bisnis perusahaan. Kredit segmen ini mencapai 60 persen sampai 70 persen portofolio kredit yang disalurkan.

“Dalam hal tantangan yang akan dihadap pada 2020 ini, kami memandang permintaan kredit belum akan meningkat secara signifikan. Mengantisipasi tantangan permintaan pinjaman yang kemungkinan belum terlalu kuat tersebut, Bank Sampoerna akan berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman ," katanya kepada Bisnis, Senin (17/2/2020).

Tekanan ekonomi ini diyakini datang dari kondisi keuangan global yang belum pulih setelah perang dagang antara Amerika Serikat dan China berlangsung 2 tahun terakhir. Selain itu wabah virus corona yang belum tertangani sepenuhnya diyakini turut memperlambat perekonomian dunia yang akhirnya berimbas terhadap kinerja industri perbankan.

Henky menyebutkan pertumbuhan kredit akan menyesuaikan dengan dengan strategi pemerintah. Sektor yang mendapatkan dukungan kebijakan pemerintah akan mengalami pertumbuhan yang lebih baik.

Sementara itu, guna memastikan kualitas kredit yang masuk, Sahabat Sampoerna akan meningkatkan kualitas seleksi semenjak proposal diajukan. Para tenaga pemasar juga diminta menjaga komunikasi dengan nasabah serta meningkatkan intensitas usaha penagihan.

Sebagai gambaran, berdasarkan laporan kinerja per September 2019, nilai kredit UMKM yang disalurkan Bank Sampoerna mencapai Rp4,94 triliun. Jumlah itu setara 63,92 persen dari total pembiayaan yang disalurkan pada periode tersebut yakni Rp7,82 triliun.

Sementara dari sisi menghimpun dana, Hengki menyebutkan perseroan tidak akan terlalu agresif. Upaya mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK)akan disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas bank.

"Per akhir 2019, likuiditas kami, sebagaimana ditunjukkan dengan rasio LDR [Loan to Deposit Ratio] berada pada angka yang sangat baik, berkisar 85 persen. Sehingga target pertumbuhan DPK pada 2020 akan sedikit di bawah target pertumbuhan penyaluran pinjaman," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini