Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah proses penjualan PT Bank Permata Tbk. kepada Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) perusahaan mencatatkan pertumbuhan laba hingga 65 persen
Direktur Utama Bank Permata Ridha D.M. Wirakusumah menyebutkan laba bersih perusahaan menjadi Rp1,5 triliun. Capaian tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan usaha serta kualitas aset yang terus membaik.
Perseroan mencatat perbaikan kualitas kredit dengan penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) dari 4,4 persen pada 2018 menjadi 2,8 persen tahun lalu.
Emiten perbankan dengan kode BNLI ini menerapkan strategi menjaga kualitas aset, kedisiplinan menekan biaya operasional, menjaga rasio NPL di bawah ketentuan regulator, serta memberikan inovasi layanan yang berkelanjutan terutama melalui digitalisasi menjadi kunci utama keberhasilan mencapai target pendapatan bank di tahun ini.
"Mengkilas balik perjalanan Bank Permata dalam tiga tahun terakhir, pencapaian akhir tahun 2019 ini sangat menggembirakan dan mencerminkan komitmen perusahaan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk terus memperkokoh profitabilitas dari tahun ke tahun, dengan membangun fondasi pertumbuhan bisnis yang solid dan menjanjikan," katanya dalam siaran pers, Selasa (18/2/2020).
Ridha menjelaskan, capaian laba 2019 dikontribusi oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 5,6 persen. Perseroan juga membukukan pendapatan operasional selain bunga sebesar 24,3 persen. Sementara Net Interest Margin (NIM) meningkat menjadi 4,4 persen, naik 28 basis poin (bps) dibandingkan posisi Desember 2018 sebesar 4,1 persen.
Di samping itu, biaya operasional perseroan ikut membaik dengan rasio efisiensi BOPO tercatat turun menjadi 87,0 persen pada 2019 dibandingkan sebelumnya 93,4 persen.
Dari sisi fungsi intermediasi, perseroan membukukan pertumbuhan kredit sebesar 8,5 persen. Kredit ditopang wholesale banking, retail banking, terutama Kredit Tanpa Agunan (KTA) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Pencapaian tersebutmerupakan strategi PermataBank dalam menjaga keseimbangan untuk memaksimalkan profitabilitas Bank dengan tetap mengelola likuiditas yang optimal didukung oleh struktur sumber pendanaan yang lebih baik," katanya.
Di samping itu, Ridha mengatakan posisi permodalan bank juga terus meningkat, di mana Capital Adequacy Ratio (CAR) per Desember 2019 tercatat 19,9 persen, meningkat dari 19,4 persen pada 2018.
Pada Desember 2019 lalu Bangkok Bank sepakat mengambil PT Bank Permata Tbk. dari tangan Standard Chatered Bank dan PT Astra International Tbk. dengan nilai Rp37,43 triliun. Proses ini masih menunggu persetujuan otoritas keuangan di kedua negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel