Potret Buram Kinerja Dolar Singapura

Bisnis.com,19 Feb 2020, 12:22 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Warga mengenakan masker sebagai bentuk pencegahan atas virus corona, di kawasan pusat bisnis Singapura, Senin (10/2/2020)./Bloomberg-Seong Joon Cho

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja mata uang dolar Singapura terus tertekan pada awal tahun ini setelah Negeri Jiran tersebut dihantam wabah virus corona.

Pada perdagangan Selasa (18/2/2020), dolar Singapura diperdagangkan di level S$1,3926 per dolar AS, melemah 0,24 persen dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya.

Dari data Bloomberg, posisi S$1,3926 per dolar AS pada Selasa merupakan yang terendah sejak Mei 2017.

Terhadap rupiah, posisi perdagangan dolar Singapura pada Selasa (18/2/2020), merupakan yang terendah sejak September 2017 dan sekaligus menjadi level terendah dolar Singapura sepanjang tahun ini (year to date/ytd).

Adapun sejak awal tahun, dolar Singapura telah melemah hingga 3,44 persen sekaligus menjadi mata uang paling lemah nomor dua di Asia setelah baht Thailand. Alhasil, nasib dolar Singapura tidak jauh berbeda jika melawan rupiah.

Nilai tukar dolar Singapura melemah 0,26 persen ke Rp9.824,99 per S$ pada perdagangan Senin (17/2), meskipun sempat sedikit menguat ke posisi Rp9.830,16 pada Selasa (19/2/2020).

Sepanjang tahun ini pun, dolar Singapura telah melemah hingga 4,32 persen, setelah sempat mencapai posisi tertingginya di level Rp10.325 per S$ pada 6 Januari.

Paket Stimulus

Singapura menyisihkan S$800 juta  atau setara Rp7,84 triliun dari anggaran negara untuk melawan wabah virus corona.

Negara kota itu juga menganggarkan S$5,6 miliar atau Rp54,94 triliun untuk menopang perekonomian pada segmen bisnis dan konsumen.

Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat menguraikan upaya tersebut dalam pidato anggarannya di Parlemen, Selasa (18/2/2020).

"Pemerintah melakukan segala upaya untuk memperlambat penyebaran virus," kata Heng, dilansir Bloomberg.

Dari S$5,6 miliar dukungan ekonomi, sebesar S$4 miliar diantaranya akan digunakan untuk mendukung bisnis dengan biaya upah.

Sisa anggaran tersebut akan digunakan untuk mendukung konsumen dengan menawarkan bantuan tambahan dan biaya hidup sementara untuk rumah tangga, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah. Singapura telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini.

Kementerian Perdagangan dan Industri memangkas pertumbuhan ekonomi menjadi -0,5 persen hingga 1,5 persen pada 2020, dibandingkan perkiraan sebelumnya 0,5 persen hingga 2,5 persen.

Hari ini, Rabu (19/2/2020), jumlah kasus virus corona mencapai 81 kasus. Sementara itu, 29 pasien dinyatakan sembuh dari virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini