Sektor Pariwisata Bisa Jadi Motor Pertumbuhan di Riau

Bisnis.com,19 Feb 2020, 09:04 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Seorang wisatawan duduk di atas gugusan batu granit di Geopark Tanjung Senubing, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Minggu (9/2/2020)./ ANTARA - M Risyal Hidayat

Bisnis.com, PEKANBARU—Bank Indonesia Perwakilan Riau menilai pertumbuhan sektor pariwisata di Bumi Lancang Kuning dapat tumbuh melebihi rata-rata historis selama 5 tahun terakhir sebesar 4,53% pada tahun ini.

Decymus, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Riau, mengapresiasi pertumbuhan lapangan usaha penyedia akomodasi dan makan minum di Riau pada 2019.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lapangan usaha penyedia akomodasi dan makan-minum di Provinsi Riau tumbuh 2,54% atau lebih baik ketimbang tahun sebelumnya sebesar 1,89%. Adapun, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bumi Lancang Kuning pada periode yang sama ikut tumbuh sebesar 7%.

“Kami menilai pertumbuhan ini cukup baik di tengah bencana karhutla yang cukup parah dan harga tiket pesawat yang sempat melambung pada 2019,” kata Decymus kepada Bisnis, Selasa (18/2/2020).

Lebih lanjut, potensi sektor pariwisata sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru bagi Riau juga dinilai masih terbuka lebar. Tentunya, kata Decymus, hal itu bisa didorong oleh para pemangku kepentingan terkait seperti menggunakan strategi 3A—2P (Atraksi, Akses, Amenitas, Pelaku, Promosi).

Adapun, melakukan benchmarking atraksi pariwisata dinilai dapat memperluas branding dari objek-objek wisata. Dengan demikian, para wisatawan memiliki gambarang objek wisata mana yang akan dikunjunginya apabila ingin melancong di Riau.

Saat ini, sebagian besar provinsi di Pulau Sumatera sudah memiliki objek wisata yang menjadi benchmark seperti Danau Toba di Sumatera Utara atau Jembatan Ampera di Sumatera Selatan.

Selanjutnya, kehadiran objek wisata tersebut harus didukung oleh infrastruktur penunjang, seperti akses jalan dan penginapan.

“Amenitas seperti hotel atau penginapan yang representatif, toko penyedia kebutuhan sehari- hari, rumah makan, dan infrastruktur keuangan [[seperti ATM, EDC] perlu didorong untuk hadir di sekitar daerah wisata,” jelas Decymus.

Untuk menggairahkan sektor pariwisata tersebut, lanjut dia, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memberikan insentif pajak maupun retribusi untuk sementara waktu di daerah wisata.

Dari sisi promosi, Bank Indonesia Perwakilan Riau mengacungi jempol upaya yang dilakukan pemerintah lewat pengembangan aplikasi di ponsel pintar bernama 'Dewi Riau'.

Dari dalam aplikasi tersebut, konten yang semakin diperkaya dapat membantu wisatawan mempelajari dan memilih destinasi yang akan dikunjungi, maskapai penerbanngan, transportasi, dan akomodasi pariwisata selama berada di Bumi Lancang Kuning.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini