SKK Migas Nilai Target Investasi ESDM Masuk Akal

Bisnis.com,20 Feb 2020, 22:16 WIB
Penulis: Muhammad Ridwan
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berjalan memasuki Gedung KPK, Jakarta, Jumat (11/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai target Kementerian ESDM untuk menjaring investasi US$117 juta hingga 2024 masih masuk akal.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa target tersebut ditetapkan untuk investasi di seluruh sektor migas di Indonesia. Menurutnya, dengan realisasi investasi senilai US$12 miliar-US$14 miliar bukan menjadi hal yang mustahil untuk meraih target itu.

"Itu ESDM kan semua ya, jadi kalau yang dari hulu itu kan salah satunya adalah di Masela," katanya di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Sementara itu, Dwi menambahkan untuk sektor hilir menurutnya masih terdapat peluang investasi.  Menurut Dwi, proyek-proyek kilang merupakan salah satu proyek potensial yang bisa menyerap investasi dengan porsi besar.

"Saya kira kalau kilang saja yang hilirnya dari kilang saja US$40 miliar dulu seingat saya di Pertamina saya itung kira-kira untuk investasi," jelasnya.

Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral menargetkan investasi pada subsektor minyak dan gas tembus US$117 miliar hingga 5 tahun ke depan. Dalam keterangan resmi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, menyebutkan perkirakan investasi sebesar US$117 miliar masuk dari hulu dan hilir migas

Adapun, Kementerian ESDM proyeksi investasi hingga 2024, tersebar secara bertahap. Misalnya saja untuk tahun ini, investasi migas diperkirakan sebesar US$15 miliar, kemudian pada tahun depan ditargetkan US$20 miliar. Selanjutnya, berturut-turut 2022 - 2024 senilai US$25 miliar, US$29 miliar dan US$28 miliar.

Penetapan target tersebut dengan pertimbangan realisasi investasi tahun lalu senilai US$12,5 miliar. Memang, tren perbaikan investasi migas memang terjadi dalam tiga tahun terakhir, meski kinerjanya belum mengalahkan 2015 sebesar US$17,9 miliar.

"Kami yakin target investasi tersebut cukup realistis mengingat akan berjalan beberapa proyek strategis migas serta masih adanya 128 cekungan berisi minyak dan gas yang akan beroperasi. Bahkan beberapa wilayah kerja migas yang sudah dieksploitasi lama masih punya potensi," katanya, dalam keterangan resmi, Rabu (19/2/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini