Indonesia Dinilai Sebagai Safe Haven, SBN Laku Keras

Bisnis.com,20 Feb 2020, 01:58 WIB
Penulis: Muhamad Wildan
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap mengikuti rapat terbatas (ratas) tentang peningkatan peringkat pariwisata Indonesia di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ ANTARA - Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan obligasi negara yang diterbitkan oleh Indonesia dinilai sebagai safe haven bagi investor global.

Hal ini terbukti terutama dari tingginya penawaran Surat Berharga Negara (SBN) pada Januari 2020 yang secara rata-rata per lelang SBN mencapai Rp70,65 triliun, dua kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp35,48 triliun per lelang.

"Yield kita stabil dan demand SBN kita melonjak, yang masuk bidding sangat signifikan, 5 kali lipat dari yang kita ambil," kata Sri Mulyani, Rabu (19/2/2020).

Selain itu, penerbitan obligasi negara dalam valas yang dilakukan di bulan Januari 2020 juga mencatatkan rekor keberhasilan memperoleh kupon terendah sepanjang sejarah untuk SUN dalam mata uang USD dan Euro.

Sentimen yang positif dari SBN terbitan pemerintah pun menyebabkan nilai tukar rupiah mampu mengalami apresiasi pada awal tahun ini. Secara year to date, tercatat nilai tukar rupiah terhadap dolar tercatat mengalami apresiasi sebesar 1,6% (yoy) per 18 Februari 2020.

"Ini bagus dari sisi persepsi tetapi bisa membuat ekspor kita kehilangan daya saing," kata Sri Mulyani.

Tercatat, total utang yang ditarik pemerintah melalui SBN per Januari 2020 mencapai Rp72 triliun. Nominal ini masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp119,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini